Jakarta – Komisi X DPR RI Syaiful Huda mendesak pemerintah untuk segera meliburkan seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah maupun kampus-kampus seluruh Indonesia akibat sebaran virus corona (Covid-19) di tanah air kian mengkhawatirkan.
“Kami menilai kondisi ini sudah mengkhawatirkan. Eskalasi penyebaran Covid-19 kian massif dari hari ke hari. Agar tidak terjadi kondisi seperti di Italia, Iran, dan Korea Selatan, kami mendesak agar semua aktivitas sekolah diliburkan untuk sementara waktu hingga situasi penyebaran virus meredah,” ujar Ketua Komisi X DPR RI
Juru bicara pemerintah untuk virus Corona Achmad Yurianto telah menyampaikn total pasien kasus COVID-19 bertambah menjadi 69 orang. Jumlah 4 orang meninggal hingga Jumat sore (13/3), pukul 18.00 WIB dua di antaranya masih berusia di bawah lima tahun (balita).
Syaiful Huda sekaligus politikus PKB menjelaskan pola penyebaran Covid-19 di tanah air semakin random. Dia mencontohkan ada beberapa kasus positif corona dimana tidak diketahui mereka terjangkit dimana dan oleh siapa. Apalagi, kata dia, ada informasi jika ada pasien positif corona yang melarikan diri dari proses isolasi.
“Kami sangat khawatir dengan pola persebaran yang tidak teridentifikasi ini. Jika wabah ini sampai ke pusat-pusat kegiatan belajar mengajar maka dampaknya akan sangat fatal,” katanya.
Anggota DPR RI dapil Jabar 7 Huda ini juga menyoroti bahwa penyebaran Corona yang sudah menyentuh balita. Kondisi tersebut menegaskan jika ancaman Corona benar-benar nyata dan harus ada tindakan ekstrim utamanya untuk menyelamatkan anak-anak peserta didik di tanah air.
“Dengan pola persebaran yang random lalu belum berjalannya protocol pencegahan Covid-19 di sekolah-sekolah secara intensif, maka kami mendesak agar pemerintah mulai mempertimbangkan opsi belajar di rumah bagi seluruh peserta didik hingga persebaran Covid-19 benar-benar terkendali di tanah air,” pungkasnya.
Di sisi lain, Huda mengkritisi terkait protokol pencegahan Covid-19 di pusat-pusat Pendidikan.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan lima belas poin protokol penyebaran Covid-19 di sekolah-sekolah, di antaranya penyediaan cairan cuci tangan, penyemprotan disinfektan di benda dan tempat tertentu, hingga pengurangan aktivitas sentuhan fisik. Hanya saja hingga saat ini masih jarang sekolah yang benar-benar menerapkan protokol tersebut.
“Kalau ada kendala dana terkait penyediaan disinfektan atau sarana lain pemerintah harus segera menanganinya agar bisa berjalan di lapangan. Sekali ini kondisi darurat sehingga harus ada antisipasi ekstra termasuk penyediaan anggarannya,” katanya.