Jakarta – Produksi semen yang dihasilkan PT Semen Indonesia saat ini kurang lebih 120 juta ton setahun dan hanya terserap pasar 70 juta ton. Jadi, masih terjadi kelebihan supply sebesar 50 juta ton.
Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) PKS Komisi VI, Amin Ak dalam rilisnya pada mengatakan tidak terserapnya produksi semen tersebut disebabkan oleh masuknya semen impor dari Cina dan munculnya pabrik-pabrik semen baru milik swasta
“Sebetulnya harga jual semen indonesia di dalam negeri paling murah dibanding dengan harga-harga semen di negeri tetangga atau di Cina. Harga Semen Indonesia berkisar 58 USD/ton sedangkan Cina menjual semen dalam negeri mereka 98 USD/ton. Namun semen dari Cina yang masuk ke Indonesia dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibanding harga produk BUMN Semen. Hal itu terjadi karena adanya predatory pricing yang sudah cukup lama menjadi perhatian banyak pihak”, ungkap Amin pada Rabu Sore (19/2/2020).
Amin juga menyampaikan bahwa Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan kepada BUMN Semen dengan jalan merevisi Permendag No 07 tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Semen Clinker dan Semen.
“Komisi VI DPR RI juga meminta Pemerintah untuk melakukan moratorium pendirian pabrik semen baru. Disisi lain Komisi DPR RI juga meminta BUMN semen untuk terus meningkatkan efisiensi agar tetap bisa menjadi market leader di tingkat regional”, pungkasnya.