Jakarta – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memberi tanggapan pengunduran diri, Adamas Belva Syah Devara sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi.
“Saya mengapresiasi mundurnya kawan Belva Devara dari posisi Staff Khusus Presiden sebagai bentuk pertanggung jawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya. Belva telah menunjukkan bahwa Milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di Pemerintahan,” ungkap Bima dalam siaran tertulisnya yang diterima Redaksi, Selasa (21/2/2020).
Bima mengungkapkan, permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva.
“Pertama, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan Pemerintah. Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online. Untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena Covid19. Ketiga, dibandingkan memberikan pelatihan online, lebih baik Pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di Youtube dan platform gratis lainnya,” jelasnya.
Ekonom muda Indef ini berharap Staff Khusus Milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva, yakni memilih salah satunya tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya.
“Perjalanan karier kawan-kawan Millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia,” harapnya.
“Karena posisi Belva sudah tidak lagi menjadi Staff Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang saya ajukan. Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya Bima telah melayangkan tantangan debat diskusi dengan stafsus Presiden Jokowi, Adamas Belva Syah Devara yang diunggah itu di akun instagramnya @bhimayudhistira pada Minggu 19 April 2020.
“Ini undangan debat terbuka sesama Milenial, dalam rangka membangun kesadaran intelektual. Saya berharap kawan Belva Devara bisa memenuhi undangan ini,” tulisnya dalam unggahan tersebut.