JAKARTA – Nasib Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), Nurhayati (36) warga asal Desa Sriwangi, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, diduga dipekerjakan seperti budak selama belasan tahun di Arab Saudi, kini masih terkatung-katung tanpa kejelasan. Meskipun sudah di KBRI Riyadh Arab Saudi, Namun sampai hari ini Nurhayati belum ada kabar lagi kapan akan dipulangkan ke Indonesia.
Ketua Umum Garda Buruh Migran Indonesia (Garda BMI) Imam Subali menyampaikan KBRI segera mengambil langkah-langkah strategis untuk perlindungan PMI/WNI di luar negeri.
“Kiranya pihak KBRI di Arab Saudi maupun Kemenlu RI agar segera memproses kepulangan Nurhayati ke Indonesia, agar bisa segera berkumpul kembali dengan keluarganya”, ungkap Imam pada Jumat (4/11/2022).
Imam juga menjelaskan, sampai saat ini belum ada kabar kepastian kapan hak-hak Nurhayati (upah) selama bekerja disana sekitar 15 tahun tetap bisa diterima.
“Informasi dari pihak KBRI mengenai hak-haknya menunggu eksekusi dari otoritas Arab Saudi yang belum ada kepastian, entah sampai kapan”, jelasnya.
Tambah Imam, mengenai proses kepulangan kini juga belum ada kejelasan sejak April 2022 karena alas an biaya. Pihak KBRI mengembalikan ke pihak keluarga atas biaya kepulangannya, karena pihak KBRI tidak ada anggaran untuk memulangkan PMI tersebut.
“Jadi kepada pemerintah dan khususnya BP2MI agar memfasilitasi pemulangan PMI tersebut karena pihak keluarga tidak punya kemampuan untuk menyiapkan tiket secara Mandiri. turut mengawal dan monitor proses Penagihan gaji kepada pihak majikan yang sedang di tangani KBRI Riyadh Saudi Arabia
Imam sangat menyayangkan sistem perbudakan yang masih terjadi di Arab Saudi terhadap pekerja rumah tangga (domestik worker) Indonesia.
“Sungguh malang nasib saudari kita Nur hayati, sungguh sedih penantian panjang penuh kangen pihak keluarganya, tapi inilah kenyataan nasib pahlawan devisa kita yang sdh menyumbang devisa ratusan teriliyun untuk negara, inilah fakta nyata sikap negara kepada anak bangsa yang katanya warga VVIP, kenyataannya slogan semata”, tegas imam.