Jakarta – Kurs dolar Amerika Serikat (USD) terapresiasi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), setelah data menunjukkan rebound kuat dalam penjualan ritel Amerika Serikat (AS). Sedangkan the Fed berencana akan mulai membeli obligasi korporasi individual di bawah Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Sekunder.
Mengutip Xinhua, Rabu, 17 Juni 2020, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,26 persen pada 96,9586. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1271 dibandingkan dengan USD1,1315 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2577 dibandingkan dengan USD1,2582 pada sesi sebelumnya.
Kemudian, dolar Australia turun menjadi USD0,6893 dibandingkan dengan USD0,6915. Dolar AS membeli 107,28 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 107,32 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9494 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9481 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3567 dolar Kanada dari dibandingkan dengan dolar Kanada.
Penjualan ritel AS melonjak 17,7 persen pada Mei, menyusul penurunan 14,7 persen pada April, Departemen Perdagangan AS melaporkan. Angka tersebut melampaui konsensus pasar. Pedagang juga mencerna langkah-langkah terbaru Federal Reserve AS untuk mendukung likuiditas pasar di tengah pandemi covid-19.
Di sisi lain, indeks utama Wall Street ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), didorong oleh data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan. Meski demikian, penyebaran virus korona masih menjadi persoalan yang tetap menekan pergerakan pasar saham.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak sebanyak 526,82 poin atau 2,04 persen menjadi 26.289,98. Sedangkan S&P 500 naik sebanyak 58,15 poin atau 1,90 persen menjadi 3.124,74. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 169,84 poin atau 1,75 persen menjadi 9.895,87.
Semua 11 sektor utama di S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor energi dan perawatan kesehatan masing-masing naik 2,82 persen dan 2,44 persen, memimpin kenaikan. Penjualan ritel AS melonjak 17,7 persen pada Mei, menyusul penurunan 14,7 persen pada April, Departemen Perdagangan AS melaporkan. Angka tersebut melampaui konsensus pasar.
“Karena peristiwa baru-baru ini seputar covid-19, banyak bisnis beroperasi dengan kapasitas terbatas atau telah menghentikan operasi sepenuhnya,” kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, mengomentari dampak pandemi tersebut.
Investor juga mencerna langkah-langkah terbaru Federal Reserve AS untuk mendukung likuiditas pasar di tengah pandemi covid-19. The Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi korporasi individual di bawah Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Sekunder. Langkah yang dilakukan diharapkan dapat menekan dampak buruk covid-19 terhadap perekonomian.
.
Sumber: Medcom