JAYAPURA – Di tengah pandemi Virus Corona, aplikasi video conference seperti Zoom menjadi sangat populer di kalangan sekolah dan masyarakat. Bahkan aktivitas kerja Work From Home (WFH) juga via online.
Seluruh aktivitas belajar mengajar oleh guru dan murid pun kini di lakukan dari rumah melalui aplikasi video conference tersebut.
Namun demikian aplikasi Zoom nyatanya terbatas pada 45 pengguna. Sehingga para guru harus membagi dua sesi untuk satu mata pelajaran, bila memiliki murid lebih dari 45 orang dalam satu kelas.
Tak mau kalah dengan aplikasi yang tengah naik daun itu, SMA 3 Jayapura pun mulai berinovasi sehingga mampu menciptakan aplikasi belajar online sendiri.
Bukan kaleng-kaleng, aplikasi yang dibuat itu nyatanya mampu mengundang peserta dengan jumlah yang tidak terbatas.
“Makanya kita sangat mengapresiasi inovasi dari pihak SMA 3 Jayapura. Sehingga saya punya pemikiran supaya aplikasi ini dapat dipakai oleh semua sekolah yang ada di Papua,” terang Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua, Christian Sohilait, di Jayapura, Jumat (8/20/2020).
Keunggulan lain dalam aplikasi itu, interaksi bisa dilakukan secara langsung, baik dari guru kepada kepala sekolah, kemudian siswa kepada guru.
“Artinya aplikasi ini dapat dipantau oleh kepala sekolah saat guru sedang mengajar. Maka itu, saya ingin mendorong supaya aplikasi ini bisa segera diterapkan sehingga pelajar yang sedang berada di rumah karena pandemi corona, bisa terbantu,” ucap ia.
Kepala Sekolah SMA 3 Jayapura, Anto Joko Martono, memastikan aplikasi belajar online itu masih butuh sentuhan akhir untuk memperbaiki sejumlah kekurangan.
Kendati demikian bila sudah maksimal dia optimis, akan sangat membantu tugas guru dan murid.
“Sebab aplikasi ini bisa direkam sejak awal pelajaran diberikan hingga selesai”.
“Untuk itu, kita mohon dukungan doa agar supaya aplikasi ini bisa segera dibenahi dan kita harap bisa membantu seluruh sekolah di Papua dalam menjalankan tugas belajar mengajar di Papua,” harapnya.
Ada 3 keungulan dari aplikasi E-Learning yang dibuat SMAN 3 Jayapura, yakni, tak terbatas pengunaannya melalui virtual. Sementara kalau aplikasi Zoom itu terbatas hanya 45 menit waktunya dan harus merestart lagi ulang.
Lalu keunggulan yang kedua, interaksi bisa dilakukan secara langsung, dari guru ke kepala sekolah, siswa ke guru dan semua pembelajaran. “Keunggulan ketiga, aplikasi ini bisa membantu orang tua dan kepala sekolah untuk melihat situasi proses belajar mengajar di kelas dan jam-jamnya juga ada,” jelas Christian.
Christian juga mengatakan, dengan adanya 1 sekolah yang bisa membuat aplikasi tersebut, maka kedepan seluruh sekolah dan guru SMA/SMK di seluruh Papua yang belum melakukan online, harus bisa menggunakan sistem pembelajaran berbasis online ini. “Saya pikir SMAN 3 Jayapura bisa bantu sekolah yang ada ini untuk melakukan sistem pembelajaran online,” katanya.
Apalagi, kata Christian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua yang sudah memperpanjang status tanggap darurat akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), sehingga seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah kini dilakukan dari rumah melalui aplikasi video conference itu.
Kepala SMAN 3 Jayapura, Anto Joko Martono memastikan aplikasi belajar online itu masih butuh sentuhan akhir untuk memperbaiki sejumlah kekurangan. Namun bila sudah maksimal, dia optimis akan sangat membantu tugas guru dan siswa.
“Sebab aplikasi ini bisa direkam sejak awal pelajaran diberikan hingga selesai. Untuk itu, kami mohon dukungan doa agar supaya aplikasi ini bisa segera dibenahi dan kami harap bisa membantu seluruh sekolah di Papua dalam menjalankan tugas belajar mengajar di Papua,” tuturnya.