BANDUNG – Di tengah upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19 dan menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Zikir dan Doa Bersama melalui telekonferensi aplikasi zoom dan disiarkan secara langsung pada kanal Youtube Humas al-Jamiah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis (23/04/2020).
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menjelaskan zikir dan doa bersama ini diikuti seluruh civitas akademika.
“Sebelum acara zikir dan doa bersama dimulai, dari pukul 09.00 sampai 10.00 setiap Fakultas, Pascasarjana, dan Unit masing-masing di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan khatmil Qur’an secara bersama-sama. Baru dari pukul 10.00 sampai 12.00 dilaksanakan zikir dan doa bersama,” tegasnya.
Menurutnya, momentum Ramadhan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan melaksanakan berbagai amaliyah Ramadhan.
“Kita sambut ramadhan yang mulia ini dengan amaliah secara sempurna. Marilah kita terus berdoa dan berzikir, agar wabah corona akan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, ” tegasnya.
Rektor Mahmud mejelaskan, tidak mustahil amaliyah Ramadhan yang dilakukan secara baik akan memutus rantai virus corona yang saat ini mewabah di seluruh dunia, khususnya Indonesia.
“Jalankan amaliyah Ramadhan dengan baik dan jalankan tusi masing-masing, karena tidak ada alasan aktifitas bekerja jadi berkurang karena berpuasa. Rasullullah Saw saja mengalami beberapa peperangan di bulan Ramadhan dan meraih banyak kemenangan. Maka kita harus meyakini bisa memenangkan melawan wabah ini dengan catatan melakukan amaliyah Ramadhan dengan sebaik mungkin,” jelasnya.
Sesungguhnya, Rasulullah tetap melaksanakan segala aktifitas amaliah ramadhan, meskipun dalam kondisi wabah corona. Namun, tugas-tugas kita harus tetap terlaksana.
“Kita tidak boleh mengurangi amaliah ramadhan dan tetap bekerja. Kita harus menang, walau dalam bulan ramadhan ini,” ungkapnya.
Mengutip seorang cendikianwan Mesir, Dr. Muhammad Zakir Husain, yang menyatakan seorang muslim seharusnya melaksanakan pesan moral dari ibadah puasa jika ingin puasanya bernilai di hadapan Allah, bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban.
“Saya berpendapat, jika pesan moral puasa dikaitkan dengan situasi wabah corona saat ini, maka shaum kita akan jadi solusi di masa mendatang. Kenapa?
Kita lihat, salah satu pesan moral puasa adalah ikhlas, jika kita hadapi musibah ini dengan keikhlasan, maka kita tidak akan merasa resah dan gelisah.
Kedua sabar, hadapi wabah ini dengan sabar dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk di rumah saja.
Ketiga, jujur, jika kita punya keluhan kesehatan yang mirip gejala virus, maka jujurlah kepada tenaga kesehatan, lalu mengisolasi diri dan menjaga jarak.
Keempat, disiplin, jika berpuasa kita disiplin untuk menahan lapar untuk tidak makan dan minum sebelum waktu berbuka, maka kita juga aplikasikan dengan disiplin untuk mentaati protokol kesehatan dan arahan pemerintah.
Kelima, peduli terhadap yang lemah, ini juga seharusnya menjadi solusi pada orang-orang yang lemah yang terkena dampak wabah corona,” paparnya.