Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi menilai panen perdana cabai food estate di Desa Lamuk, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dapat menambah neraca ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok strategis tahun 2022.
Kegiatan tersebut merupakan tindaklanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau lokasi food estate sekaligus penanaman cabai pada 14 Desember 2021 lalu.
“Komoditas hortikultura yang ada di daerah Wonosobo telah memberikan hasil yang baik dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Wamentan Harvick dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (13/4) siang.
Selain itu, Wamentan juga berharap agar program food estate ini dapat terus memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya petani di Wonosobo.
Karena nantinya, akan ada kerjasama dengan pihak swasta sebagai offtaker yang akan menjadi pembeli.
“Program food estate ini diharapkan dapat dirasakan manfaatnya, karena petani akan ada kepastian bahwa produk hasil pertaniannya jelas nanti ada yang membeli melalui offtaker. Semoga program ini terus berlanjut, tidak hanya sekali ini saja,” ucapnya.
Sebelumnya, Asisten Deputi Bidang Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Inovasi Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet (Setkab), Ida Dwi Nilasari mengatakan tujuan kunjungan di Wonosobo untuk mengevaluasi program food estate yang dijajaki Presiden Jokowi pada 14 Desember 2021.
Sesuai dengan arahan Presiden, katanya agar konsep pengembangannya dibuat dengan jelas, model bisnis, serta berbasis pada pola yang modern seperti di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, NTT, Sumatera Selatan, dan Papua sebagai wilayah percontohan nasional.
“Monitoring dan evaluasi program peningkatan penyediaan pangan nasional di Wonosobo sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yakni konsep food estate dibuat dengan jelas dengan model bisnis dan pola yang modern,” kata Ida.
Sebagai informasi, Badan Pangan Nasional per 4 April 2022 mencatat, perkiraan produksi dalam negeri untuk komoditas cabai besar dan cabai rawit masing-masing sebanyak 1,2 juta ton. Sementara perkiraan kebutuhannya mencapai 1 juta ton untuk cabai besar dan 970 ribu ton untuk cabai rawit. Artinya masih tercatat surplus masing-masing 204 ribu ton dan 313 ribu ton.