Jakarta – Indonesia adalah negara yang subur, kaya akan hasil alamnya. Tak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara penghasil komoditas pertanian terbesar di dunia, salah satunya pada komoditas Porang. Tanaman yang sebelumnya tumbuh liar di hutan Jawa Timur ini akan menjadi andalan ekspor Indonesia di tahun mendatang.
Saat ini, Indonesia menduduki peringkat pertama exportir umbi porang. Tercatat pada semester I tahun 2021 saja, produksi porang Indonesia mencapai 14,5 ribu ton dengan nilai sebesar Rp800 miliar.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengungkapkan bahwa sejauh ini tren komoditas Porang sedang menjadi primadona di tengah masyarakat petani. Namun persoalannya sampai hari ini masih belum bisa menentukan untuk hilirisasinya selain di ekspor.
Untuk itu, Wamentan pun mendorong agar pemerintah daerah membentuk perusahaan daerah (Perusda) di bidang pertanian untuk memperkuat sektor hilirisasi agar bisa mendapatkan nilai tambah.
“Selain dapat mengolah produk pertanian (seperti Porang) hingga hilir, juga Perusda ini akan mampu menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Harvick dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/4) sore.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar tidak hanya menggenjot produksinya saja, tetapi juga mulai dari tanam, panen, hingga produk siap konsumsi.
Wamentan Harvick pun menegaskan bahwa sektor hilirisasi merupakan hal yang tak kalah penting dalam membuka peluang bisnis pertanian hingga ke pasar global.
“Kita harus pikirkan hilirisasi sampai ritel, karena dengan ritel inilah kita bisa menguasai pasar dunia,” ucapnya.
Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai penghasil sawit terbesar di dunia. Produksi sawit nasional pada tahun 2020 tercatat mencapai 51,63 juta ton, disusul malaysia 19,14 juta ton. Bahkan Indonesia juga tercatat sebagai penghasil beberapa komoditas pertanian lainnya, seperti kelapa, kayu besar, cengkeh, dan kayu manis.