JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi terus mendorong agar penyerapan gabah petani dipercepat.
Menurutnya, sebelum adanya dampak dari dinamika harga, maka diperlukan upaya sinergi untuk membantu menyerap gabah petani. Sehingga petani dapat menikmati hasil panennya.
“Ini sekaligus upaya untuk mengantisipasi mencegah penurunan harga gabah saat panen raya,” kata Wamentan Harvick dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (10/4).
Wamentan mengatakan hal dapat dilakukan dengan menggandeng stakeholder terkait, seperti Komando Strategi Penggilingan (Kostraling), Perum bulog, serta Bank BUMN.
Sebelumnya, Perum Bulog berencana akan menyerap gabah dari petani hingga 1,2 juta ton di musim panen raya pada Maret, April dan Mei 2022.
Sejumlah mesin penggiling padi atau rice milling plant (RMP) sudah disiapkan di sejumlah tempat untuk mengolah gabah menjadi beras dengan kualitas yang baik.
“Kita akan menyerap dalam waktu dekat, target kita ada 1,2 juta ton produksi petani dalam negeri,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso di Gudang Bulog Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3) lalu.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengungkapkan penyerapan gabah pada April-Mei 2022 oleh Kostraling sebesar 45 ton gabah dan oleh Bulog sebesar 2.363 ton gabah atau setara 1.500 ton beras sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Suwandi menyebutkan harga rata-rata gabah jika dipanen dengan mesin combine maka nilainya sekitar Rp4.400 hingga Rp4.600 per kg. Sedangkan jika dipanen secara manual sekitar Rp4.200 hingga Rp4.300 per kg. Hal itu dikarenakan kualitas gabah dengan panen manual masih kotor sehingga rendemennya rendah, sementara penggunaan mesin pascapanen harganya bisa lebih tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, rata-rata harga gabah dan beras di bulan Maret 2022 mulai turun di beberapa level. Oleh karena itu Kementan gerak cepat mengamankan harga gabah.