Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI, KH Rojih Ubab Maimoen Zubair menyebut pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang berlangsung sejak beberapa minggu lalu masih menimbulkan perjumlah persoalan. Diantaranya muncul kluster Covid 19 di sekolah dan masih adanya peserta didik yang kesulitan beradaptasi.
“Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara umum memang disambut gembira oleh siswa dan orang tua. Namun ada sejumlah masalah yang timbul di PTM yang membutuhkan evaluasi dan solusi,” jelas Cucu KH Maimoen Zubair ini melalui rilis yang diterima Jumat (24/9/2021).
Gus Rojih menambahkan, adanya kluster Covid 19 di sekolah membuktikan bahwa protokol kesehatan di sejumlah sekolah masih belum maksimal. Ia meminta agar semua sekolah mengevaluasi penerapan prokes dan mengantisipasi berbagai hal yang menyebabkan penularan Covid 19. Semua pihak harus mau melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas PTM.
“Sekolah dan Pemda harus bisa menfasilutasi atau membabi siswa untuk mendapatkan vaksin agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih aman dari kemungkinan tertular Covid 19,” jelas Gus Rojih.
Dikutip dari detik.com hingga Kamis (23/9/2021), berikut sebaran klaster sekolah yang ditemukan.
- Provinsi Jawa Barat: 150 klaster
- Provinsi Jawa Tengah: 131 klaster
- Provinsi Nusa Tenggara Timur: 104 klaster
- Provinsi Sumatera Utara: 52 klaster
- Provinsi Sumatera Barat: 51 klaster
- Provinsi Kalimantan Barat: 50 klaster
- Provinsi Kalimantan Tengah: 49 klaster
- Provinsi Banten: 44 klaster
- Provinsi Lampung: 43 klaster
- Provinsi D.I. Yogyakarta: 41 klaster
- Provinsi Sulawesi Selatan: 33 klaster
- Provinsi Sumatera Selatan: 32 klaster
- Provinsi Nusa Tenggara Barat: 32 klaster
- Provinsi Papua: 31 klaster
- Provinsi Aceh: 30 klaster
- Provinsi Jambi: 30 klaster
- Provinsi Kalimantan Selatan: 29 klaster
- Provinsi Riau: 29 klaster
- Provinsi D.K.I. Jakarta: 25 klaster
- Provinsi Kalimantan Timur: 19 klaster
- Provinsi Sulawesi Tengah: 18 klaster
- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: 16 klaster
- Provinsi Gorontalo: 15 klaster
- Provinsi Bengkulu: 15 klaster
- Provinsi Kepulauan Riau: 13 klaster
- Provinsi Kalimantan Utara: 9 klaster
- Provinsi Papua Barat: 9 klaster
- Provinsi Bali: 9 klaster
- Provinsi Maluku: 8 klaster
- Provinsi Sulawesi Utara: 8 klaster
- Provinsi Maluku Utara: 6 klaster
- Provinsi Sulawesi Tenggara: 5 klaster
- Provinsi Sulawesi Barat: 2 klaster
Berdasarkan jenjang pendidikan, berikut rincian klaster sekolah yang ditemukan.
PAUD
Sebanyak 1,91 persen ditemukan atau 251 klaster Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD). Di klaster ini terdapat 956 guru dan 2.006 peserta didik yang terinfeksi.
SD
Sebanyak 2,7 persen atau 538 klaster ditemukan di jenjang Sekolah Dasar. Sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa terinfeksi.
SMP
Ada 244 klaster atau 3,42 persen di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Sebanyak 1.482 guru dan 2.201 siswa terinfeksi.
SMA
Sebanyak 109 Sekolah menengah Atas atau 4,55 menjadi klaster COVID-19. Total 1.482 guru dan 2.201 siswa terinfeksi.
SMK
Sekolah menengah kejuruan menyumbang 3,07 persen atau 71 klaster, dengan 605 guru terinfeksi dan 1.590 siswa terinfeksi.
SLB
Sekolah luar biasa menyumbang 3,27 persen atau 13 klaster. Total 135 dan 112 siswa terinfeksi.