
Jakarta – Isu negatif virus corona membuat banyak negara, termasuk Indonesia mencari solusi agar memperkecil dampak pelemahan ekonomi seperti penurunan kontribusi dari sektor pariwisata. Secara makro, pelemahan sebesar 1% di Tiongkok akan menggerus pertumbuhan Indonesia sebesar 0,3%-0,6%.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan paket insentif khusus pariwisata akan mengakselerasi kinerja sektor sekaligus menarik kunjungan wisatawan di tengah wabah virus corona.

Wishnutama Kusubandio usai “Rapat Terbatas Mengenai Lanjutan Pembahasan Dampak Virus Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia”, Selasa (25/2/2020) di Kantor Presiden, Jakarta, mengatakan, pariwisata yang telah ditetapkan sebagai leading sector menjadi salah satu sektor yang paling terdampak mewabahnya virus corona.
Padahal selama ini pariwisata merupakan sektor padat karya yang menyerap lebih dari 13 juta pekerja. Angka itu belum termasuk dampak turutan atau multiplier effect yang mengikuti termasuk industri turunan yang terbentuk di bawahnya.
Merespons hal tersebut Pemerintah RI menginisiasi sejumlah terobosan sebagai upaya agar mobilisasi wisatawan baik wisman (wisatawan mancanegara) maupun wisnus (wisatawan nusantara) tidak terganggu secara signifikan.
“Pemerintah dalam hal ini sangat concern untuk menerbitkan beberapa kebijakan yang sangat penting untuk menyelamatkan industri pariwisata sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat lokal yang bekerja di industri pariwisata,” kata Wishnutama.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kesempatan yang sama menjelaskan, untuk insentif untuk wisatawan mancanegara, pemerintah memberikan alokasi tambahan sebesar Rp298,5 miliar.

Terdiri dari Insentif Airlines dan Travel Agent, Insentif dalam skema Joint Promotion, kegiatan promosi pariwisata serta familiarization trip (famtrip) dan influencer
Sementara untuk wisatawan domestik, pemerintah memberikan diskon 30 persen penerbangan ke 10 tujuan wisata. 30 persen itu untuk kuota 25 persen seats di setiap penerbangan ke 10 tujuan wisata.
“Dan ini berlaku selama tiga bulan yaitu Maret, April, dan Mei 2020. Program ini apabila dirasakan manfaatnya dapat dilanjutkan,” kata Airlangga Hartanto.
Pemerintah juga menganggarkan insentif transportasi sebesar Rp443,3 miliar bagi wisatawan domestik dengan cara menurunkan basis tarif tiket pesawat sebesar 30% dari harga riil dan 25% jumlah seat per pesawat di 10 destinasi pariwisata.
Kesepuluh destinasi tersebut yaitu Batam, Denpasar, Yogkarta, Labuan Bajo, Lombok Praya, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan, dan Bintan. Insentif ini direncanakan akan berlaku selama 3 bulan dari Maret sampai Mei 2020 sebagai tambahan program diskon dari maskapai yang telah ada sebelumnya.
Selain kebijakan insentif transportasi, PT Angkasa Pura juga memberikan pengurangan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) pada 10 destinasi tersebut dia atas, sebesar 20% dari tarif normal selama 3 bulan sebesar Rp99,8 miliar.
Pertamina juga memberikan penurunan harga avtur pada 9 destinasi sebesar 10% dari tarif normal selama 3 bulan sebesar Rp265,6 miliar.
Dengan berbagai kebijakan tersebut, diharapkan harga tiket riil semakin murah dan jumlah penumpang akan meningkat sebanyak 25%.
Selanjutnya, pemerintah juga membebaskan pajak hotel dan restoran di 10 destinasi wisata dengan kompensasi pemerintah daerah yang terdampak akan diberikan subsidi Rp 3,3 triliun.
Selain itu, di APBN juga terdapat Rp147 miliar DAK Fisik pariwisata yang sampai saat ini belum mampu digunakan daerah. Rencananya DAK tersebut akan dikonversi menjadi hibah ke daerah sehingga bisa memacu perkembangan pariwisata