
Jakarta – Pemprov DKI Jakarta mengajukan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2023 sebesar Rp 85,57 triliun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Marullah Matali mengatakan penyusunan rancangan anggaran mengacu pada rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) DKI Jakarta 2023.
“Total APBD adalah Rp 85,57 triliun,” kata Marullah Matali di DPRD DKI Jakarta pada Kamis (27/10/2022).
Marullah memerinci pihaknya memproyeksikan pendapatan di sepanjang tahun 2023 sebesar Rp 77,44 triliun yang terdiri dari pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 57,23 triliun, pendapatan transfer Rp 16,93 triliun dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp 3,27 triliun.
Kemudian dari penerimaan pembiayaan sebesar Rp 8,12 triliun yang terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya Rp6,70 triliun dan Penerimaan Pinjaman Daerah Rp1,42 triliun.
Sedangkan postur belanja daerah dengan nilai Rp 77,37 triliun yang diproyeksikan untuk Belanja Operasi Rp 63,17 triliun, Belanja Modal Rp 10,64 triliun, Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp 3,19 triliun dan Belanja Transfer Rp 356,44 miliar.
Serta pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 8,19 triliun yang terdiri dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) Rp 6,23 triliun, pembiayaan cicilan pokok hutang yang jatuh tempo Rp 1,78 triliun serta pemberian pinjaman daerah Rp 176 miliar.
Adapun, tema RKPD Tahun 2023 adalah pemulihan dan transformasi menuju ekonomi digital dalam rangka pemantapan kota global yang berdaya saing. Setidaknya dokumen ini memuat 8 prioritas beserta 12 target pembangunan tahun 2023 mendatang.
“Terdapat 8 prioritas dan 12 target pembangunan 2023 yang nanti akan dipaparkan,” jelasnya
Berikut rincian 8 prioritas dan 12 target pembangunan 2023:
1. Pembangunan infrastruktur dan layanan dasar perkotaan yang berkualitas
– Pagu indikatif: 19,31 triliun
– target: pemenuhan layanan dasar perkotaan 69,06 persen
– Kegiatan strategis: penanggulangan banjir, penanganan kemacetan, tata ruang, penanganan sampah, air bersih, air limbah dan hunian
2. Peningkatan kesempatan kerja dan adaptabilitas tenaga kerja
– Pagu indikatif: 170 miliar
– Target: tingkat pengangguran terbuka 8,21 persen
– Kegiatan strategis: kewirausahaan dan ketenagakerjaan
3. Tumbuhnya ekonomi dan sektor usaha berbasis pengalaman dan nilai tambah
– Pagu indikatif: 369 miliar
– Target: laju pertumbuhan ekonomi 5,4-6,2 persen
– Kegiatan strategis: ekonomi, kreatif, investasi dan pariwisata
4. Pemulihan ekosistem kota dan implementasi pembangunan rendah karbon
– Pagu indikatif: 1,31 triliun
– Target: IKLH 54,93 serta persentase penurunan emisi gas rumah kaca 19,3 persen
– Kegiatan strategis: ruang terbuka hijau, mitigasi adaptasi perubahan iklim dan ekonomi pesisir
5. Pengurangan ketimpangan melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan jaminan perlindungan sosial
– Pagu indikatif: Rp 1,78 triliun
– Target: tingkat kemiskinan 4,13 persen, rasio gini 0,411 serta tingkat kemiskinan ekstrem 1,06 persen
– Kegiatan strategis: bantuan sosial
6. Peningkatan kualitas, aksesibilitas dan kemudahan layanan masyarakat
– Pagu indikatif: Rp 610 miliar
– target: indeks Kepuasan Masyarakat 88,5
– Kegiatan strategis: pelayanan publik
7. Meratanya kesempatan pendidikan untuk semua disertai edukasi pembelajaran sepanjang hayat
– Pagu indikatif: Rp 19,82 triliun
– Target: indeks Dimensi Pendidikan 12,14
– Kegiatan strategis: pendidikan
8. Meningkatnya kualitas dan harapan hidup melalui perbaikan kesehatan perkotaan
– Pagu indikatif 11,21 T
– Target: AHH 73,21 tahun, prevalensi stunting balita 13,7 persen
– Kegiatan strategis: kesehatan