
Jakarta -Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mengumumkan perubahan status badan usaha menjadi Perseroan Terbatas (PT) sebelum bisa masuk ke holding asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto pada (20/2) menjelaskan, perubahan tersebut sedang diproses oleh Presiden Joko Widodo. Jadi payung hukum perubahan Jamkrindo menjadi perseroan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP).
“Kami masih menunggu PP untuk menjadi perseroan lebih dulu. Sudah diusulkan oleh Sekretariat Negara ke Presiden. Setelah disetujui baru masuk holding asuransi,” kata Randi
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan Jamkrindo akan masuk di holding asuransi, dan akan segera diumumkan.
“Segera, PP nya sudah di Setneg”, ungkap Wamen dalam pesan singkatnya kepada redaksi keuanganonline.id terkait kapan akan diumumkannya holding asuransi tersebut, pada Selasa (10/3/2020).
“Nanti ada Jamkrindo (sdh jadi PT), PT Jasindo, PT Askrindo, dan PT Jasa Rahardja dan PT Bahana menjadi holdingnya”, tambahnya.
Terkait PT Bahana, Wamen pun menegaskan akan masuk holding Asuransi.
“PT Bahana akan menjadi holding asuransi”. tegas Wamen Kartika Wirjoatmodjo.
Jamkrindo akan bergabung dalam holding BUMN Asuransi dengan perusaahn lainnya antara lain PT Asuransi Kredit Indonesia (persero) atau Askrindo, PT Asuransi JAsa Indonesia (persero) atau Jasindo, PT Jasa Raharja (Persero), Serta PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang kan jadi induk holding BUMN asuransi.
Terkait perubahan badan usaha tersebut ternyata sudah dilakukan intens antar lembaga. Randi mengakui proses ini telah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kemenkumham untuk mencocokkan draft perubahan badan hukum kemudian dimintakan izin usaha perusahaan.
Keterlibatan Jamkrindo sebagai anggota holding diharapkan ada sinergi bisnis antara perusahaan pelat merah. Misalnya saja memanfaatkan kantor cabang untuk pemasaran dan saling berbagi (sharing) terkait teknologi informasi (IT) antar anggota holding.
“Kalau untuk kembangkan IT, Jamkrindo harus investasi besar-besaran. Makanya kami bisa sharing dengan Jasa Raharja uang sudah lebih siap (teknologinya) sehingga bisa lebih irit,” tambahnya.