
MOU kerjasama Prodikpi dan Perbarindo Mendorong Perkembangan Sektor Perbankan BPR/BPRS di Hotel Grand Mercure Harmoni Jakarta pada Kamis, (6/3/2025).
Jakarta – Dalam landscape ekonomi digital yang semakin kompleks, kerjasama antara dunia industri dan perguruan tinggi bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak bagi pembangunan nasional. Indonesia saat ini membutuhkan ekosistem pendidikan dan industri yang saling terhubung untuk menghasilkan talenta berkualitas yang mampu bersaing di kancah global.
Di saat bersamaan, industri perbankan nasional juga tengah menghadapi transformasi digital yang begitu cepat. Teknologi finansial, perubahan perilaku konsumen, dan persaingan ketat memaksa bank-bank untuk terus berinovasi. Sementara itu, di satu sisi perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan lulusan yang tidak sekadar memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga siap berkontribusi secara nyata dalam dunia kerja.
Menjawab peluang kolaborasi tersebut, asosiasi program studi Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Perkumpulan Program Diploma Keuangan dan Perbankan Indonesia (Prodikpi) menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (NKB) dengan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo). Penandatanganan dilakukan oleh Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah dan Ketua Umum Prodikpi Dede Suryanto di Hotel Grand Mercure Harmoni Jakarta pada Kamis, (6/3/2025).
Kegiatan ini juga bersamaan dengan acara seminar nasional, penandatanganan PKS BPR/BPRS dengan Ditjen Dukcapil dan penyerahan ISO 27001-2022 (26/2).
Kolaborasi strategis antara industri perbankan dan perguruan tinggi ini dapat menjadi solusi komprehensif. Contoh konkret kerjasama diantaranya, perguruan tinggi dapat merancang kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan industri. Praktisi perbankan dapat secara langsung memberikan masukan tentang kompetensi yang dibutuhkan, sementara akademisi merancang metode pembelajaran yang inovatif.
Acara yang dihadiri oleh ratusan BPR/BPRS dan beberapa kampus anggota Prodikpi wilayah Jabodetabek dan sekitarnya antara lain Universitas Indonesia, UPN Veteran Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Kristen Indonesia dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimaksudkan tidak saja menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan praktik industri tapi memperkuat fungsi dan peran masing-masing pihak untuk membangun sinergi melalui kolaborasi penelitian dan inovasi untuk memajukan sektor perbankan BPR/BPRS di Indonesia.
Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menyampaikan bahwa Perbarindo sebagai asosiasi dengan jumlah anggota sekitar 1.500 BPR/BPRS, tersebar dari Sabang hingga Papua. Mayoritas, sekitar 70%, berada di Kepulauan Jawa, mencakup DKI Jaya dan Sekitarnya, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, serta Bali.
“Hingga saat ini, Perbarindo didukung oleh BPR/BPRS dengan kepemilikan sekitar 6.500 kantor yang mencakup kantor pusat, cabang, serta kantor kas. Sejak perubahan nomenklatur dari Bank Perkreditan menjadi Bank Perekonomian sebagaimana ditetapkan Undang-undang No. 4 P2SK, BPR/BPRS didorong untuk memperbesar kapasitas bisnisnya untuk meningkatkan kinerja sektor perbankan dan memperluas literasi serta meningkatkan inklusi. Oleh karena itu, BPR/BPRS memerlukan dukungan talenta masa depan para GenZ kampus sebagai agen perubahan untuk bergabung dan memberikan kontribusi dalam pengembangan inovasi dan efisiensi operasional di industri”, kata Tedy.
Tedy Alamsyah menjelaskan bahwa Perbarindo telah menjalin kemitraan yang baik sejak beberapa tahun terakhir dengan Prodikpi dan beberapa kampus anggota. Beberapa program nyata yang telah berhasil direalisasikan dengan Prodikpi, seperti kerja sama pelatihan dan sertifikasi profesi untuk dosen dan mahasiswa, webinar/seminar, praktik kerja lapangan, kompetisi antar kampus dan sebagainya dengan keterlibatan dosen dan mahasiswa.
“Beberapa waktu lalu diantaranya kami mengadakan pelatihan dan sertifikasi profesi BNSP untuk dosen dan mahasiswa UGM dan Universitas Merdeka Malang”, ungkap Tedy.
Senada Ketua Umum Prodikpi Dede Suryanto menegaskan bahwa kampus sebagai pusat riset dan inovasi siap mendukung pertumbuhan industri dan penguatan kelembagaan BPR/BPRS melalui penelitian dan pengembangan yang memiliki dampak.
“harapannya agar kerjasama yang terjalin dapat lebih ditingkatkan melalui berbagai program seperti pertukaran pengetahuan, magang terarah, dan riset bersama sehingga dapat menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan praktik industry”, ujarnya.
Kedepan menurutnya, mahasiswa tidak lagi sekadar menerima teori, tetapi mendapatkan pengalaman langsung dari praktisi terdepan
“nantinya bank-bank juga berkesempatan mendapatkan talenta muda yang memiliki pemikiran kritis dan kemampuan adaptasi tinggi”, pungkasnya.