TANJUNG SELOR – Penghargaan Kalpataru merupakan bentuk apresiasi tertinggi yang diberikan kepada para pejuang lingkungan hidup dan kehutanan. Penghargaan ini memiliki 4 (empat) kategori, yaitu Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pembina Lingkungan.
Tahun ini telah tersaring 20 nominasi penerima penghargaan Kalpataru melalui Sidang Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, yang terdiri dari 7 (tujuh) nominasi Perintis Lingkungan, 3 (tiga) nominasi Pengabdi Lingkungan, 7 (tujuh) nominasi Penyelamat Lingkungan, dan 3 (tiga) nominasi Pembina Lingkungan.
Nominator ini merupakan individu atau kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsih nyata bagi upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan.
Perwakilan Provinsi Kaltara, yaitu Masyarakat Adat Punan Adiu, Kabupaten Malinau menjadi salah satu dari 20 nominasi penerima penghargaan kategori Penyelamat Lingkungan Hidup. Masyarakat Adat Punan Adiu melakukan penyelamatan kawasan hutan adat dari upaya alih fungsi lahan. Kegiatan yang dilakukan adalah perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati sebagai bentuk kearifan lokal dalam upaya pelestarian hutan. Kearifan nenek moyang Masyarakat Adat Punan Adiu bahwa ‘Hutan adalah air susu ibu’ atau dalam bahasa lokal disebut Lunang t’lang ota ine’ masih konsisten dipegang teguh oleh masyarakat adat.
Kearifan lokal ini diimplementasikan dengan melakukan pemetaan secara parisipatif wilayah adat dan menetapkan Wilayah Adat Punan Adiu sebagai wilayah yang dilindungi. Selain itu, masyarakat juga melakukan budidaya gaharu dan budidaya buah di pinggir hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat adat.
Masyarakat Adat Punan Adiu pada Februari diusulkan Pemkab Malinau kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kaltara. Kemudian DLH Kaltara menyampaikan calon nominator tersebut kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Sekarang sudah ada 20 nominasi dan tim KLHK akan turun melakukan penilaian untuk disaring menjadi 10 nominasi. Biasanya antara Mei dan Juni mereka turun. Tetapi karena situasi pandemi Covid-19, kita belum tahu secara pasti,” kata Sekretaris DLH Kaltara, Nurhamdi, Ahad (26/4).
“Kemudian pada Agustus atau Semptember biasanya KLHK akan mengundang penerima Kalpataru ini, bersamaan penghargaan Adiwiyata dan Adipura. Hari Senin (hari ini) kami akan konfirmasi ke KLHK terkait kepastian jadwalnya,” tambahnya.(hms)