
Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey bersama Kementan Syahrul Yasin Limpo di Desa Tontalete, Minahasa Utara, Sulawesi Utara,Selasa (21/04).
MINAHASA UTARA – Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey mengapresiasi atas kunjungan kerja Menteri Pertanian di Provinsi Sulut guna memajukan pertanian dan para petani di tengah pandemi corona. Menurutnya, pangan harus menjadi prioritas yang harus dipersiapkan untuk menghindari ancaman virus Covid-19.
“Saya berterima kasih sekali atas kunjungan Menteri Pertanian ke Sulawesi Utara ini. Dengan situasi serta kondisi saat ini yang perlu kita perkuat adalah sandang dan paling utama pangan kita supaya bila terjadi hal hal yang diluar kendali kita maka Sulawesi Utara siap untuk jaga kebutuhan konsumsi kedepannya,” ujarnya saat menanam kedelai bersama Kementan Syahrul Yasin Limpo di Desa Tontalete, Minahasa Utara, Sulawesi Utara,Selasa (21/04).
Gubernur Sulawesi Utara bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan tanam kedelai dalam rangka menggenjot produksi pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Pengembangan kedelai di Provinsi Sulut dilakukan tahun 2020 hingga 2021 sehingga ketergantungan pada impor semakin berkurang.
Olly menerangkan bahwa Sulut memiliki tanah yang subur dan bersama Mentan 48 ribu hektar tanaman kedelai akan terus tingkatkan di tahun 2020 sampai 2021. Ia juga mengatakan bahwa saat ini lahan di Sulut selalu ditanami petani sehingga membutuhkan bantuan dari Kementan.
“Mudah mudahan kita dapat bantuan bibit yang lebih banyak seperti bantuan bibit jagung serta bantuan benih padi karna saat ini di Sulawesi Utara lahan yang menganggur sekarang sudah tidak ada,”tambahnya.
Olly menambahkan jika dalam program pengembangan kedelai, Sulut menargetkan 1 hektar dengan produktivitas 2,5 ton sehingga dengan luas 50 ha menghasilkam 125 ton. Ini merupakan upaya nyata dalam rangka meningkatkan produksi sekaligus penyediaan kedelai secara mandiri.
“Dengan begitu kita tidak perlu lagi beli dari luar daerah. Walau membutuhkan perawatan tinggi masa panen kedelai juga kurang dari 100 hari dan cuaca Sulut yang bagus sangat mendukung itu,” tegasnya.
Di tempat ini, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Lainnya, Kementan, Amirudin Pohan menambahkan dalam mendukung pengembangan tanaman pangan khusunya pangan selain padi dan jagung, juga dialokasikan kedelai seluas 120.000 ha di antaranya untuk Provinsi Sulut 9.000 ha. Untuk Provinsi Sulut juga akan dikembangkan 50 ha kàcang tanah dan kacang hijau 500 ha dan ubi kayu seluas 350 ha.
“Arahan Pak Dirjen Tanaman Pangan Suwandi produksi harus naik. Guna meningkat provitas kedelai selama ini 1,4 ton per hektar menjadi 1,5 sampai 2 ton per hektar, maka paket bantuan dilengkapi dengan rizobium, pupuk hayati cair dan herbisida sesuai anjuran teknologi, termasuk benih bio-soy dengan potensi hasil 2,4 ton per hektar,” jelas Amiruddin.
Amiruddin menyebutkan petani di Provinsi Sulut lebih menggemari kedelai lokal. Yakni varietas onjosmoro dan wilis karena ukuran biji lebih kecil dibanding yang lain.
“Keunggulan kedelai lokal yang dikembangkan adalah punyai tektur biji yg lebih halus serta mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dan non GMO dibandingkan dengan kedelai impor,” tuturnya.