Tanjung Selor – Ekonomi Kaltara triwulan II 2020 berdasarkan prediksi Bank Indonesia (BI) akan tetap tumbuh positif, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebagai dampak dari penyebaran wabah Covid-19, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltara akan tumbuh dengan range sebesar 4,80 persen-5,20 persen (yoy).
Penurunan kinerja pada mayoritas lapangan usaha utama antara lain pertambangan, konstruksi, perdagangan, dan industri pengolahan diperkirakan akan menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie berdasarkan laporan Kantor Perwakilan (KpW) BI Provinsi Kaltara mengatakan, menurunnya kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan berasal dari terkendalanya distribusi keluar Kaltara menuju negara-negara mitra dagang utama yang masih menerapkan lockdown (karantina wilayah) atau partial lockdown.
Selain itu, lapangan konstruksi diperkirakan melambat sebagai dampak dari tertahannya realisasi belanja modal baik dari APBD maupun APBN di wilayah Kaltara akibat adanya realokasi anggaran Covid-19 ditambah tertahannya proyek strategis. Lebih lanjut, lapangan usaha perdagangan diperkirakan melambat akibat tertahannya konsumsi masyarakat akibat penyebaran wabah Covid-19.
“Realisasi beberapa proyek strategis di Kaltara, yaitu PLTA Sei Kayan Tahap I akibat tertahannya tenaga ahli kontruksi PLTA masuk ke Kaltara menyebabkan pembangunan diperkirakan masih akan melambat. Selain itu, adanya realokasi anggaran baik di level provinsi maupun kabupaten/kota akan menahan realisasi lebih besar,” kata Gubernur, Rabu (17/6).
Adapun kinerja lapangan usaha pertambangan pada triwulan II 2020 diperkirakan akan mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan hasil liaison dengan pelaku usaha pertambangan di Kaltara, kondisi pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan penurunan baik di Indonesia maupun negara mitra dagang utama akan mempengaruhi kinerja ekspor batu bara Kaltara mengingat besarnya batu bara yang diekspor dari Kaltara khususnya ke India dan Tiongkok.
“Di tengah banyaknya negara mitra dagang yang daya belinya tertahan, sehingga diperkirakan permintaan batu bara ke depan masih akan mengalami stagnasi dengan tendensi melambat,” ujarnya.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan juga tumbuh, namun melambat. Dari sub lapangan usah kehutanan, produksi kayu diperkirakan akan stabil namun dengan tendensi melemah akibat masih lemahnya permintaan dari negara importir. Dari komoditas perkebunan, produksi TBS tetap akan relatif stabil dengan peluang sedikit terkoreksi di tengah permintaan yang masih akan stabil karena merupakan kebutuhan pokok. Namun sedikit akan terganggu pada penjualan ekspor karena masih banyak negara yang membatasi kegiatan ekspor-impor.
“Produksi komoditas perikanan juga diperkirakan tumbuh melambat sejalan dengan diundurnya pelaksanaan Olimpiade di Tokyo, Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor perikanan Kaltara,” ujarnya.
Sedangkan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran diperkirakan juga tumbuh melambat dipengaruhi oleh masih lesunya permintaan domestik.
“Dari hasil liaison terhadap perusahaan perdagangan ritel dan alat, penjualan pada triwulan II 2020 diperkirakan akan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan peluang bagi perusahaan ritel untuk kehilangan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional Ramadan dan Lebaran kemarin yang biasanya mampu mendapat 2 hingga 3 kali pendapatan dibandingkan bulan lainnya,” tuturnya.
Lapangan industri pengolahan diperkirakan juga akan mengalami penurunan pada triwulan II ini sejalan dengan tendensi kembali terkoreksinya harga CPO Internasional. Stagnasi produksi komoditas industri pengolahan diperkirakan masih akan terjadi selama pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir.
Kinerja investasi diperkirakan juga akan tumbuh, namun melambat pada triwulan II. Melambatnya kinerja investasi karena pandemi Covid-19 baik di Indonesia maupun berbagai negara di seluruh dunia belum berakhir.
“Hal itu yang membuat investor memilih wait and see hingga kondisi lebih kondusif. Penurunan ini juga sebagai dampak terhambatnya realisasi beberapa proyek strategis,” pungkasnya.