Jakarta – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp13,3 triliun sepanjang kuartal III 2020. Angka itu anjlok 53 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan penurunan penyaluran pembiayaan baru tersebut sejalan dengan pelemahan kinerja penjualan industri otomotif beberapa bulan terakhir. Penjualan mobil dan motor turun karena ekonomi terkontraksi.
“Dengan demikian total piutang yang kami kelola turun sebesar 14 persen menjadi Rp46,1 triliun hingga akhir September 2020,” tutur Hafid dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (3/11).
Hafid merinci penyaluran pembiayaan baru sepeda motor sebesar 6 triliun. Angka itu terdiri dari pembiayaan untuk sepeda motor baru sebesar Rp4,9 triliun dan sepeda motor bekas sebesar Rp1,1 triliun.
Sementara, total pembiayaan mobil tercatat sebesar Rp4,9 triliun. Detailnya, pembiayaan mobil baru sebesar Rp2,9 triliun dan mobil bekas sebesar Rp2 triliun.
“Lalu penyaluran pembiayaan non otomotif sebesar Rp2,4 triliun hingga akhir September 2020,” kata Hafid.
Selanjutnya, Hafid menjelaskan total pendapatan bunga bersih Adira Finance hingga akhir September 2020 sebesar Rp5,1 triliun. Realisasi itu turun 5,6 persen dari sebelumnya.
Laba bersih perusahaan juga ikut merosot. Tercatat, keuntungan yang dikantongi Adira Finance sepanjang kuartal III 2020 hanya 814 miliar, turun 42,6 persen dari sebelumnya.
Di samping itu, Hafid menjelaskan perusahaan juga melakukan restrukturisasi kredit kepada sejumlah nasabah di masa pandemi covid-19. Hal ini sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hafid memaparkan pihaknya telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar 18,6 triliun hingga akhir September 2020. Keringanan pembayaran kredit ini diberikan kepada 812 ribu kontrak.
“Restrukturisasi yang besar itu terjadi April, Mei, dan Juni 2020. Namun, Juli, Agustus, dan September 2020 itu turun,” kata Hafid.
Menurutnya, restrukturisasi kredit khusus September 2020 hanya sebesar Rp230 miliar. Jumlah diklaim lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya.
“Jumlahnya menurun tapi kami tetap terus bantu konsumen yang membutuhkan restrukturisasi. Tapi jumlahnya menurun seiring dengan perbaikan perekonomian,” jelas Hafid.
Dalam kondisi ini dikutip dr CNN Indonesia PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mengantongi pinjaman siaga sebesar US$280 juta atau Rp4,06 triliun (kurs Rp14.512 per dolar AS) dari perusahaan induknya, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (MUFG). Dana tersebut baru akan digunakan ketika likuiditas perusahaan memburuk.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengungkapkan pihaknya sengaja meminta bantuan kepada MUFG sebagai langkah antisipasi di masa pandemi covid-19. Pinjaman itu diterima pada pertengahan 2020.
“Kami antisipasi krisis sejak pertengahan tahun, kami minta bantuan ke perusahaan induk di Jepang yang kasih pinjaman siaga nilanya US$280 juta,” ungkap Made dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (3/11).