
TEGAL – Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) Tegal, Aji Fadil menyampaikan, kebijakan Isolasi wilayah atau local Lockdown oleh Pemkot Tegal selama empat bulan harus di evaluasi.
Hal tersebut Terlihat adanya banyaknya sikap penolakan local lockdown warga Kota Tegal dan tidak merespon dengan baik adanya kebijakan tersebut.
“Terlihat banyak anak-anak bermain di sekitar pembatas-pembatas isolasi wilayah, ini terkesan pemerintahan Kota Tegal belum serius pemberlakuan pengawasan Local LockDown,” ujar Fadil, Selasa (31/3/2020).
Tujuan isolasi wilayah adalah sebagai upaya menghambat laju persebaran wabah virus Corona atau Covid-19 pergerakan masyarakat keluar dan masuk ke Kota Tegal.
Akan tetapi kesiapan petugas di lapangan belum adanya pengawasan terhadap masyarakat yang tidak merespon baik kebijakan Walikota Tegal tersebut.
Kebijakan Isolasi wilayah seharusnya memastikan kesiapan secara matang baik kelengkapan petugas pengawasan, tenaga medis, fasilitas kesehatan, jaminan pangan, logistik, dan aktivitas ekonomi kerakyatan.
“Jangan sampai isolasi wilayah malah menyengsarakan masyarakat khususnya warga Kota Tegal kesulitan ekonomi dan minimnya ketersediaan pangan,” Ujarnya.
Lanjut Fadil, Pertimbangan-pertimbangan itulah Pemerintahan Kota Tegal harus secepatnya evalusi kebijakan Local lockdown dampak kebijakan tersebut.
Sekarang banyak warung-warung, pertokoan tutup alibat tidak ada akses masyarakat dalam menjalankan perekonomian.
Paling penting seharusnya pemerintah Kota Tegal, justru lebih fokus bagaimana menemukan pasien yang terkena virus Corona (Covid-19), melalui pengawasan pintu masuk ke wilayah Kota Tegal dan pengawasan di tingkatan struktur pemerintah dari bawah yaitu RT RW. Sehingga bisa terdeteksi sedini mungkin kesehatan masyarakatnya. ,” tambahnya.
Bahayanya isolasi wilayah atau local lockdown, jika tidak menerapkan kesiapan yang matang maka kesehatan masyarakat terancaman.
“maka bahaya penyakit yang akan muncul adalah kesehatan psikologis masyarakat,” pungkasnya.