
Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian.
Keuanganonline.id, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyoroti krisis infrastruktur pendidikan yang mengancam masa depan Indonesia. Berdasarkan data dari Kemendikdasmen masih tercatat 5.758 sekolah di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) yang belum terfasilitasi listrik. Selain itu terdapat 10.692 sekolah yang belum memiliki internet untuk menunjang pembelajaran di daereah 3T.
“Hasil dari Panja Pendidikan di daerah 3T dan daerah marginal menyoroti keterbatasan infrastruktur pendidikan serta sarana dan prasarana di Indonesia. Permasalahan ini tidak hanya terkait pada jumlah ruang kelas, tetapi juga kualitas bangunan, ketersediaan fasilitas sanitasi, listrik, air bersi, akeses internet, hingga peralatan penunjang belajar. Kesenjangan ini memperparah ketimpangan hasil belajar antarwilayah dan berdampak langsung pada rendahnya mutu pembelajaran,” ungkap Hetifah dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Hetifah mengungkapkan bahwa penanganan infrastruktur ini merupakan fondasi penting untuk memastikan pendidikan inklusi dan berkualitasa bagi seluruh warga negara, termasuk yang berada di wilayah paling tertinggal sekalipun.
Untuk itu, Hetifah menyambut baik program Listrik desa yang diluncurkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia untuk menjangkau daerah terpencil di seluruh Indonesia termasuk di sekolah-sekolah yang ada di pelosok negeri.
“Penyediaan listrik ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto,” ucapnya.