
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
JAKARTA – Ancaman PHK tak hanya membayangi para pekerja di Indonesia. Sejatinya, kondisi serupa terjadi di negara lain. Hal ini dipicu melesunya kegiatan ekonomi akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) yang terjadi sejak awal 2020.
Badai resesi terbayang di depan mata, meski pandemi COVID-19 tak diketahui kapan akan berlalu. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan, 81 persen dari tenaga kerja global yang berjumlah 3,3 miliar, atau 2,67 miliar saat ini terkena dampak penutupan tempat kerja.
Berbagai langkah insentif dilakukan untuk menanggulangi angka pengangguran salah satunya dengan kartu prakerja.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan bahwa sudah ada 3.739.55 atau 3,7 juta pendaftar online kartu Pra-Kerja hingga Selasa (14/4/2020), pukul 12.00 WIB.
Namun dari jumlah tersebut, 2.221.925 (75,17 persen) yang sudah melakukan verifikasi email dan 1.539.910 yang telah melakukan verifikasi NIK (52,09 persen). Adapun yang lolos tahap seleksi gelombang pertama tersebut tak sampai 50 persen.
“Mereka yang verifikasi email dan NIK dan sudah lolos dalam bench pertama itu 926.790 ini artinya masyarakat merasakan bahwa dampak covid itu betul-betul lapangan pekerjaan terganggu,” ujar Airlangga dalam paparan di Badan Legislasi DPR.
Pendaftaran program Kartu Prakerja sendiri resmi dibuka pada Sabtu (11/4/2020) pukul 19.00 WIB pekan lalu sampai hari Kamis (16/42020) pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, jumlah pengunjung situs prakerja.go.id sudah mencapai 4,6 juta hingga 13 April 2020.
Setiap orang akan diberi kode unik 16 angka yang mewakili Kartu Prakerja digital. Mereka akan memperoleh uang senilai Rp3,55 juta. Rinciannya, bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pascapelatihan sebesar Rp 600.000 per bulan (untuk 4 bulan), dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 50.000 per survei untuk 3 kali survei.
Penerimaan peserta gelombang pertama akan disampaikan pada hari Jumat 17 April 2020, dan pelatihan dapat digunakan di mitra platform mulai Sabtu 18 April 2020.
Pelatihan offline atau tatap muka bisa dilakukan setelah dievaluasi dari aspek keamanan dan pemenuhan standar kesehatan. “Kami terus berupaya menambah jenis pelatihan, supaya ada kompetisi dan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi masyarakat,” jelas Airlangga.
Setiap minggunya hingga minggu ke-4 November 2020, program ini akan membuka kuota untuk sekitar 164 ribu peserta. Namun dengan mempertimbangkan antusiasme pendaftar yang sangat tinggi, kuota 164 ribu peserta per minggu akan segera dievaluasi untuk kemungkinan dilakukan peningkatan jumlah kuota per minggu.
“Sampai akhir 2020, direncanakan akan ada lebih dari 30 gelombang pendaftaran. Dengan total anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk tahun ini adalah sebesar Rp20 triliun, jumlah peserta yang ikut akan bisa mencapai 5,6 juta orang,” pungkasnya.