
DEDE SURYANTO
Pengajar Keuangan dan Perbankan pada Program Pendidikan Vokasi UI,
Ketua Umum Perkumpulan Program Diploma Keuangan dan Perbankan Indonesia (PRODIKPI)
Di era globalisasi dan digitalisasi yang pesat, industri keuangan dan perbankan di Indonesia terus berkembang dengan dinamis. Namun, seiring dengan perkembangan ini, muncul sebuah tantangan besar yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan tinggi yaitu adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan SDM di industri keuangan dan perbankan. Fenomena ini telah menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan di sektor pendidikan maupun industri.
Menurut survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2023, sekitar 60% perusahaan di sektor jasa keuangan mengalami kesulitan dalam merekrut lulusan baru yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini mengindikasikan adanya gap yang signifikan antara kurikulum perguruan tinggi dengan realitas di lapangan. Kesenjangan ini tidak hanya merugikan industri yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pelatihan karyawan baru, tetapi juga berdampak pada tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di bidang keuangan.
Dalam artikel ini penulis mencoba menyajikan pengalaman sebagai akademisi pada Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan yang akan menuturkan pengalaman menjalin kolaborasi dengan industri keuangan dan mempersiapkan kurikulum yang inklusif untuk menunjang Program Pertukaran Mahasiswa (PPM) Kemendikbud Ristek. Kedua hal tersebut terlaksana berkat dukungan dari Program Vokasi UI yang telah menciptakan atmosfir yang sangat kondusif dalam mendorong sivitas akademiknya untuk membangun kemitraan dengan berbagai kampus dan industri baik dalam dan luar negeri.
Salah satu bentuk dukungan konkrit adalah mewujudkan hub unit pembelajaran praktik industri keuangan yaitu unit lembaga Digital Financial Center Vokasi UI, sebagai sarana praktik pembelajaran yang terhubung dengan mitra industri pada berbagai sektor keuangan antara lain perbankan, pasar modal, asuransi, penjaminan, fintech dan lainnya, serta regulator (OJK).
Kolaborasi Kampus dan Industri Keuangan
Untuk mengatasi permasalahan kesenjangan kompetensi, diperlukan pendekatan baru dalam metode pembelajaran keuangan pada pendidikan vokasional di perguruan tinggi.
Pendekatan ini harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri keuangan.
Dalam hal ini kampus sebaiknya aktif menjajaki peluang kerjasama dengan industri keuangan karena pada dasarnya industri juga membutuhkan kampus untuk berbagai tujuan, dari peluang mendapatkan kandidat talent terbaik, program literasi sampai dengan inklusi produk keuangan. Selama kepentingan kampus dan industri matching dan kontributif bagi kedua belah pihak tidak ada salahnya untuk dicoba, hanya saja kampus harus proaktif dan piawai memanfaatkan jejaring kampus, dosen, alumni dan bahkan mahasiswa.
Kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Pertama, perguruan tinggi perlu melibatkan industri dalam perancangan kurikulum untuk memperoleh penguatan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) melalui umpan balik industri sebagai pengguna lulusan dan masukan profil kompetensi SDM mendatang yang dibutuhkan.
Kedua, perguruan tinggi dapat mengundang praktisi mitra industri sebagai dosen tamu pada beberapa mata kuliah yang relevan. Hal ini akan memberikan mahasiswa wawasan langsung tentang praktik terkini di industri keuangan. Ketiga, program magang yang terstruktur dan berkualitas dengan penempatan pada perusahaan-perusahaan mitra industri. Program magang ini tidak hanya memberikan pengalaman kerja nyata bagi mahasiswa, tetapi juga membantu mereka membangun jaringan profesional yang berharga.
Dalam konteks pembelajaran keuangan investasi pasar modal, pembelajaran yang efektif dapat dicapai melalui kegiatan praktik langsung, antara lain praktik perdagangan efek yaitu pemasaran efek atau praktik brokerage, melakukan analisis portofolio saham dan melakukan transaksi saham secara real-time. Beberapa perguruan tinggi telah berkolaborasi dengan bursa efek dan perusahaan sekuritas untuk menyediakan akses ke data transaksi bursa secara langsung melalui aplikasi online trading yang dapat diakses secara terbuka oleh mahasiswa. Ini memungkinkan mahasiswa untuk menganalisis tren pasar, membuat keputusan investasi berdasarkan data aktual, dan memahami dinamika pasar modal secara lebih mendalam.
Program studi Administrasi Keuangan dan Perbankan Vokasi UI dalam hal ini telah menginisiasi pendirian Galeri Investasi BEI di Universitas Indonesia dan bermitra dengan BNI Sekuritas, sehingga keberadaannya sangat menunjang kegiatan praktik perkuliahan Pasar Modal dan Perdagangan Efek (PMPE) dan dapat dimanfaatkan untuk edukasi pasar modal bagi seluruh mahasiswa UI. Perlu menjadi catatan, bahwa terkait praktik pemasaran produk keuangan, baik produk investasi ataupun perbankan, mahasiswa harus memperoleh ijin dan pembatasan bahwa pemasaran yang dimaksud hanya untuk tujuan edukasi dan literasi, serta diperlukan pendampingan dan pengawasan dari mitra industri dikarenakan adanya aspek compliance terhadap regulasi keuangan dan standar pemasaran produk yang harus dipatuhi.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM)
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran keuangan pada pendidikan vokasional. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar di kampus-kampus terbaik di Indonesia selama satu semester, memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan perspektif baru dan mengakses sumber daya pendidikan yang mungkin tidak tersedia di kampus asal mereka.
Berdasarkan laporan evaluasi program PMM tahun 2023, mahasiswa yang mengikuti program ini melaporkan peningkatan signifikan dalam pemahaman mereka tentang konsep keilmuan dan aplikasinya dalam dunia nyata. Sebanyak 85% peserta program menyatakan bahwa pengalaman belajar di kampus tujuan membuka wawasan mereka tentang praktik terbaik proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa program pertukaran mahasiswa dapat menjadi katalis yang efektif dalam menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik.
Salah satu aspek penting dari program PMM adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen dan mahasiswa dari berbagai latar belakang. Interaksi ini tidak hanya memperluas jaringan profesional mereka, tetapi juga mengasah keterampilan soft skill seperti komunikasi, kerja sama tim, dan adaptabilitas–keterampilan yang sangat dihargai oleh industri keuangan modern. Pengalaman belajar yang dirasakan mahasiswa PMM juga memberikan insight berharga tentang efektivitas metode pembelajaran vokasional. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek terhadap peserta PMM tahun 2023, 92% mahasiswa melaporkan peningkatan rasa percaya diri dalam mengaplikasikan konsep keilmuan dalam situasi nyata. Mereka juga melaporkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan analitis, yang merupakan keterampilan kunci yang dicari oleh industri.
Beberapa kampus tujuan PMM telah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk melibatkan mahasiswa dengan menawarkan kegiatan kunjungan perusahan, praktik simulasi dan magang. Kampus-kampus di lingkungan PRODIKPI yang telah memiliki kemitraan intensif dengan industri antara lain UGM, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, UNS dan Universitas Muhamadiyah Malang (UMM). Kampus terakhir ini malah telah memiliki BPRS sebagai laboratorium terapan atau teaching factory untuk sarana kuliah praktik mahasiswanya. Pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa ini tidak hanya memberikan pemahaman proses bisnis lembaga keuangan secara nyata, tetapi juga membekali keterampilan praktik kerja di industri keuangan.
Pengalaman Mahasiswa Peserta PMM
Pengalaman berikut hanya merupakan ilustrasi kecil dari potret pelaksanaan PMM yang disampaikan secara sukarela oleh mahasiswa peserta PMM pada perkuliahan semester genap tahun akademik 2023/2024, rentang bulan Februari-Juni 2024, Dimana penulis memperoleh kesempatan menerima 2 orang mahasiswa pada mata kuliah yang penulis ampu yaitu Pasar Modal dan Perdagangan Efek (PMPE). Berikut adalah sepenggal ungkapan pengalaman yang disampaikan oleh mahasiswa peserta PMM melalui surat elektronik:
Muhammad Al Waaqi Aviandi, Mahasiswa Politeknik Negeri Medan, Program Studi Keuangan dan Perbankan:
“Salah satu pengalaman yang berkesan adalah saat mengikuti Mata Kuliah Pasar Modal yang diajar oleh Pak Dede Suryanto, S.Sos., M.Si. dosen Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan Vokasi UI. Saat di Vokasi UI, Pak Dede memperkenalkan saya dengan teman teman sekelas Bank B, pembelajaran yang ia berikan menjadi bekal ilmu bagi saya untuk dibawa ke daerah asal. Ada suatu ketika saya mahasiswa pertukaran pelajar diajak untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) langsung di gedung Bursa Efek Indonesia yang ada di CBD Sudirman, melihat gedung modern dan keindahan kota jakarta merupakan sumber inspirasi untuk saya berusaha berjuang keras memperoleh penghidupan yang layak di masa depan”.
“Suatu saat nanti saya ingin kembali lagi kesini untuk melepas rindu dan memori yang pernah dilakukan, sepulang dari belajar di Program Studi Administrasi Keuangan Perbankan Vokasi UI, ada ide ide yang kiranya bisa diterapkan di kampus asal saya. Prodi Administrasi Keuangan Perbankan Vokasi UI memiliki office centre (pen:DFC), UKM, dan MOU dengan perusahaan industri perbankan terkait, disana ada Galeri Investasi dimana mahasiswa yang tertarik dengan dunia pasar modal dapat belajar melalui buku buku Investasi, Mahasiswa pun memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa semacam klub di bidang pasar modal yakni CMSC UI. Dosen praktisi industri didatangkan untuk menunjang kompetensi mahasiswanya salah satunya praktik trading, tak main main praktisi tersebut didatangkan langsung dari BNI Sekuritas mengajar praktik trading saham dan dunia pasar modal”.
“Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak kampus yang memberi kesempatan untuk belajar di Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia. Karena saat ketibaan di bandara kami dijemput juga pula saat pulang kami didampingi diantar ke bandara. Pengalaman belajar disini menjadi hal yang luar biasa dan tidak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. UI, Vokasi dan orang orang didalamnya”.
Elsa Y.R. Simanjuntak, mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Sumatera Utara :
“Sebagai mahasiswa Prodi Keuangan USU, saya berkesempatan mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM 4) di Universitas Indonesia. Melalui Program ini saya mendapatkan kesempatan berharga untuk mengikuti kelas pasar modal di Universitas Indonesia. Pengalaman ini membuka mata saya terhadap peluang yang tak terduga dan memperluas pengetahuan saya tentang ekonomi dan investasi”
“Sebelum mengikuti PMM UI, saya memiliki pemahaman yang minim tentang pasar modal. Saya hanya tahu bahwa saham adalah instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan, tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. PMM UI mengubah semua itu. Vokasi UI memberikan saya kesempatan untuk mempelajari berbagai aspek pasar modal secara komprehensif, mulai dari konsep dasar hingga analisis teknikal dan fundamental. Selain itu, saya juga mendapatkan kesempatan untuk berkunjung langsung di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui sekolah pasar modal. Kunjungan langsung ke Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu pengalaman yang berkesan bagi saya. Selain pembelajaran di kelas, saya juga mendapatkan banyak manfaat lain dari mengikuti PMM UI. Saya bertemu dengan dosen-dosen yang berpengalaman dan praktisi dari berbagai perusahaan sekuritas dan lembaga keuangan lainnya. Mereka memberikan banyak bimbingan dan arahan yang berharga kepada saya, dan membantu saya di bidang pasar modal. Para mahasiswa Vokasi UI kami saling membantu dan belajar bersama. Pengalaman ini membuat saya merasa terhubung dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang”.
Akhirnya, penting untuk memahami bahwa meningkatkan efektivitas pembelajaran keuangan pada pendidikan vokasional adalah proses yang berkelanjutan. Perguruan tinggi perlu terus mengevaluasi dan memperbarui kurikulum mereka untuk memastikan relevansinya dengan kebutuhan industri yang terus berubah. Keterlibatan mitra industri dari berbagai sektor industri keuangan, dapat membantu memastikan bahwa kurikulum tetap up-to-date dan relevan. Partisipasi kampus untuk mendorong mahasiswanya mengikuti program PMM merupakan alternatif terbaik agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar keuangan dari kampus yang telah menjalin program kemitraan dengan industri keuangan.
sangat aspiratif dan akomodatif terhadap perubahan dunia usaha dan industri. artikel yang perlu untuk mendapatkan respon dalam diskusi yg lebih fokus. keren untuk pak Dede dari vokasi UI.
Sangat inspiratif pak🤩