Catatan Kecil dan Renungan Bersama
GAPENSI BISA.
Kearifan local (Local Wisdom) mengacu pada pengetahuan kolektif, nilai-nilai, kepercayaan, praktik, dan tradisi yang mengakar kuat dalam komunitas atau budaya tertentu. Hal ini mencerminkan akumulasi kearifan dan pengalaman yang diwariskan dari generasi ke generasi, sering kali disesuaikan dengan konteks sosial, lingkungan, dan sejarah tertentu di suatu wilayah.
Pentingnya kearifan lokal terletak pada kemampuannya untuk menawarkan solusi praktis terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat, baik yang terkait dengan pertanian, pengelolaan sumber daya alam, kohesi sosial, atau kesejahteraan spiritual. Hal ini mencerminkan hubungan erat antara manusia dan lingkungannya, yang sering kali menggabungkan praktik berkelanjutan dan penghormatan terhadap alam.
Selain itu, kearifan lokal berfungsi sebagai gudang warisan budaya, melestarikan identitas dan tradisi unik di dunia yang semakin mengglobal. Hal ini menumbuhkan rasa memiliki dan identitas kolektif di antara anggota masyarakat, memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan solidaritas.
Kearifan lokal ibarat peti harta karun pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat. Ini mencakup tradisi, kepercayaan, adat istiadat, dan praktik unik pada budaya atau wilayah tertentu. Kearifan ini sering kali menyimpan wawasan berharga mengenai kehidupan berkelanjutan, hidup berdampingan secara harmonis dengan alam, dan ketahanan masyarakat.
Merangkul dan melestarikan kearifan lokal dapat membantu menumbuhkan identitas budaya, mendorong kohesi sosial, dan memandu pembangunan berkelanjutan. Ini merupakan pengingat bahwa ada banyak hal yang dapat dipelajari dari kebijaksanaan orang-orang sebelum kita.
“3SA ; Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh.” adalah filosofi lokal yang memiliki makna sangat mendalam. Secara harfiah, berarti “membantu satu sama lain, mencintai satu sama lain, dan mengasuh satu sama lain”.
“Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh” merupakan sebuah pepatah Jawa yang merangkum nilai-nilai saling menghormati, kerjasama, dan timbal balik dalam suatu masyarakat. Berasal dari budaya Jawa di Indonesia namun membawa kearifan universal yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial.
Pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah pentingnya kolaborasi, kasih sayang, dan perhatian dalam membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung.
Dalam konteks Asosiasi GAPENSI atau asosiasi lainnya, pedoman kebersamaan dan persatuan dapat diwujudkan melalui langkah-langkah antara lain sbb. ;
- Kolaborasi: Mendorong kolaborasi antara anggota untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna meningkatkan kualitas dan produktivitas industri konstruksi.
- Komitmen terhadap Kesejahteraan Bersama: Memastikan bahwa kebijakan dan program asosiasi didasarkan pada prinsip kesejahteraan bersama, yang memperhatikan kepentingan semua anggota dan mempromosikan keseimbangan antara keuntungan individu dan kolektif.
- Komunikasi Terbuka: Membangun komunikasi yang terbuka dan transparan antara pengurus dan anggota, serta memfasilitasi dialog yang konstruktif untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan mencapai kesepakatan bersama.
- Kebersamaan dalam Pemecahan Masalah: Bersama-sama mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam industri konstruksi, serta berkomitmen untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi semua pihak terlibat.
- Pendidikan dan Pengembangan: Mengadakan program pelatihan dan pengembangan yang memperkuat keterampilan anggota, serta meningkatkan kesadaran akan praktik terbaik dan inovasi dalam industri.
Secara keseluruhan, “Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh” mengedepankan nilai-nilai kerjasama, empati, dan solidaritas, menekankan keterhubungan individu dalam suatu komunitas dan pentingnya saling mendukung dan menghormati kesejahteraan dan kemajuan kolektif.
Dengan menerapkan pedoman ini, Asosiasi GAPENSI dapat menjadi wadah yang memperkuat persatuan dan kebersamaan antara anggotanya, sehingga dapat mencapai tujuan bersama untuk kemajuan industri konstruksi secara menyeluruh.
Prinsip kebersamaan dan kekeluargaan “Bhineka Tunggal Ika” (berbeda-beda namun tetap satu). Sangat relevan dalam konteks usaha bersama dari anggota untuk anggota dalam Asosiasi GAPENSI.
Penerapannya antara lain :
- Keragaman Profesional: Meskipun anggota GAPENSI berasal dari berbagai latar belakang profesional dan pengalaman, mereka bersatu dalam tujuan bersama untuk memajukan industri konstruksi. Mereka menghargai dan memanfaatkan keberagaman ini untuk saling belajar dan berkembang.
- Bantuan dan Dukungan: Anggota GAPENSI berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dengan sesama anggota. Mereka memberikan dukungan moral dan praktis dalam menghadapi tantangan dan kesulitan di lapangan.
- Kemitraan dalam Proyek: Anggota GAPENSI menjalin kemitraan dan kolaborasi dalam proyek konstruksi. Mereka saling mendukung dalam penawaran proyek, berbagi sumber daya, dan bekerja sama untuk mencapai keberhasilan bersama.
- Peluang Bisnis: GAPENSI memberikan platform bagi anggotanya untuk menjelajahi peluang bisnis baru dan mengembangkan jaringan kerja. Mereka berbagi informasi tentang tender, proyek, dan peluang bisnis lainnya, sehingga semua anggota memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang.
- Kesejahteraan Bersama: GAPENSI memperjuangkan kepentingan kolektif anggotanya, termasuk dalam hal kebijakan pemerintah, regulasi industri, dan isu-isu penting lainnya yang memengaruhi kesejahteraan mereka. Mereka bersatu dalam advokasi dan perjuangan untuk hak-hak mereka sebagai bagian dari industri konstruksi.
Dengan menerapkan prinsip “Bhineka Tunggal Ika” dalam usaha bersama anggota untuk anggota, Asosiasi GAPENSI menciptakan lingkungan yang inklusif, mendukung, dan berorientasi pada kesuksesan bersama dalam industri konstruksi.
Menyambut Munas GAPENSI Yang Riang Gembira dan Berkualitas.
Dalam Munas Gapensi salah satu agenda penting yaitu pemilihan Ketua Umum. Penting untuk memastikan bahwa proses tersebut berjalan secara transparan, adil, dan menghargai prinsip kebersamaan dan kekeluargaan dalam asosiasi.
Berikut pemilihan Ketua Umum yang baik, misalnya di Asosiasi GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia):
- Keterbukaan: Seluruh anggota asosiasi harus diberikan informasi secara jelas tentang proses pemilihan, termasuk tanggal, tahapan, kriteria kelayakan calon, dan mekanisme pemungutan suara.
- Keterlibatan Anggota: Memastikan partisipasi aktif dari semua anggota dalam proses pemilihan, baik sebagai kandidat maupun pemilih, sehingga memastikan representasi yang adil dan inklusif.
- Kehormatan: Menegakkan prinsip integritas dan etika dalam kampanye pemilihan, dengan menekankan pada kualifikasi, visi, dan program kerja calon, bukan pada fitnah atau upaya menjatuhkan lawan.
- Kolaborasi: Mendorong kolaborasi dan dialog antara kandidat dan anggota, serta menekankan pentingnya bekerja sama demi kemajuan asosiasi, terlepas dari hasil pemilihan.
- Konsolidasi: Setelah pemilihan, mengutamakan konsolidasi dan persatuan di antara anggota, terlepas dari pilihan masing-masing, untuk mencapai tujuan bersama dan memajukan agenda asosiasi.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, pemilihan Ketua Umum di Asosiasi GAPENSI atau asosiasi lainnya dapat menjadi proses yang memperkuat kesatuan dan memajukan kepentingan bersama.
Semoga bermanfaat, “Minal Aidin Wal Faizin”, mohon maaf lahir dan batin.
Fastabiqul Khairat
Berlomba lomba dalam kebaikan.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Dr. Diding S. Anwar, FMII
Pengurus GAPENSI.