
UMKM memainkan peran strategis dalam perekonomian global. Di Indonesia, UMKM menyumbang sekitar 60,51% dari PDB nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja, menjadikannya tulang punggung ekonomi.
Namun, kontribusi UMKM Indonesia terhadap PDB masih lebih rendah dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Negara-negara tersebut telah menunjukkan pentingnya peran perusahaan penjaminan dan penjaminan ulang untuk mengatasi tantangan pembiayaan UMKM.
Dengan pembentukan Kementerian UMKM di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengadopsi model sukses dari negara-negara maju, memperkuat peran UMKM, dan meningkatkan daya saing globalnya.
UMKM merupakan pilar utama perekonomian di banyak negara.
Di Indonesia, terdapat sekitar 65,5 juta UMKM yang mencakup 99% total unit usaha, menyumbang lebih dari 60% PDB, dan menyerap hampir 97% tenaga kerja (Kementerian Koperasi dan UKM, 2023).
Meski kontribusinya besar, UMKM Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan, khususnya dalam akses pembiayaan, adopsi digitalisasi, dan daya saing global.
Keberadaan perusahaan penjaminan terbukti menjadi kunci keberhasilan negara-negara maju dalam mengatasi tantangan tersebut.
Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, dan Amerika Serikat menjadi contoh implementasi kebijakan strategis melalui perusahaan penjaminan yang mampu mendukung pertumbuhan UMKM secara signifikan.
Dengan pembentukan Kementerian UMKM oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, terdapat peluang besar untuk menyelaraskan kebijakan nasional dengan pendekatan global yang terbukti berhasil.
Lesson Learned dari Negara Maju
Jepang melalui Credit Guarantee Corporations (CGCs) dan Japan Finance Corporation (JFC) mendukung pembiayaan UMKM dengan skema penjaminan hingga 100%. Saat pandemi COVID-19, program ini berhasil mencegah kebangkrutan massal di sektor UMKM (World Bank, 2021).
Lesson Learned: Sistem penjaminan komprehensif dapat melindungi UMKM dari risiko ekonomi besar.
Korea Selatan, Korea dengan Credit Guarantee Fund (KODIT) mendukung UMKM dengan fokus pada sektor teknologi dan inovasi. Pada 2020, laporan menunjukkan 40% penjaminan diarahkan pada startup berbasis teknologi tinggi, yang menjadi katalis pertumbuhan ekonomi (Korea Credit Guarantee Fund Report, 2020).
Lesson Learned: Penjaminan yang diarahkan ke sektor strategis mempercepat transformasi ekonomi.
Uni Eropa
European Investment Fund (EIF) melalui program COSME mendukung UMKM dalam sektor digitalisasi dan energi terbarukan. Pendekatan ini memperkuat daya saing global UMKM di Uni Eropa (European Investment Fund Annual Report, 2021).
Lesson Learned: Pendekatan terfokus pada sektor unggulan memperluas peluang pasar internasional.
Di Amerika Serikat, dengan Small Business Administration (SBA) menjamin hingga 85% pinjaman UMKM, memberikan fleksibilitas akses modal. Pada 2021, program ini berkontribusi pada penciptaan lebih dari 1 juta lapangan kerja baru (U.S. Small Business Administration, 2021).
Lesson Learned: Fleksibilitas dalam pembiayaan mendorong pertumbuhan UMKM yang lebih inklusif.
Peran Strategis Kementerian UMKM di Indonesia
Pembentukan Kementerian UMKM oleh Presiden Prabowo Subianto menghadirkan peluang untuk merevolusi ekosistem UMKM nasional.
Langkah strategis yang dapat diadopsi:
Penguatan Sistem Penjaminan Kredit
Mengacu pada model Jepang dan Amerika Serikat, pemerintah dapat memperkuat Perusahaan Penjaminan.
Implementasi skema Penjaminan Ulang nasional juga dapat meningkatkan akses pembiayaan UMKM secara merata.
Digitalisasi UMKM
Mencontoh Korea Selatan, digitalisasi UMKM harus menjadi prioritas. Program pelatihan berbasis teknologi dan pengembangan platform e-commerce dapat mendorong UMKM menuju pasar global.
Fokus pada Sektor Strategis
Kebijakan yang berorientasi pada sektor unggulan seperti agribisnis, energi terbarukan, dan teknologi dapat mengubah UMKM menjadi pemain utama dalam rantai pasok global.
Kolaborasi Internasional
Adopsi model COSME dari Uni Eropa dapat menjadi katalis investasi asing serta memperluas pasar bagi produk UMKM Indonesia.
Inklusi Keuangan Berbasis Teknologi
Penggunaan fintech untuk pembiayaan mikro dapat memperluas jangkauan kepada UMKM kecil di wilayah terpencil, seperti yang telah berhasil diterapkan di negara-negara anggota OECD (OECD, 2021).
UMKM Indonesia memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi nasional, namun kontribusinya terhadap PDB perlu ditingkatkan melalui pendekatan yang lebih strategis.
Dengan pembentukan Kementerian UMKM, Indonesia memiliki peluang untuk mengadopsi lesson learned dari negara-negara maju dengan memperkuat perusahaan penjaminan dan meningkatkan akses pembiayaan UMKM.
Peningkatan akses pembiayaan, transformasi digital, dan fokus pada sektor unggulan merupakan langkah penting untuk memperkuat daya saing global UMKM Indonesia.
Dengan sinergi antara pemerintah, perusahaan penjaminan, dan sektor swasta, UMKM dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Referensi
- World Bank. (2021). World Bank’s Role in Supporting Small and Medium Enterprises in Japan.
- OECD. (2021). Economic Outlook: Small Business Financing and Policy Support.
- European Investment Fund. (2021). EIF Annual Report.
- U.S. Small Business Administration. (2021). Impact of SBA Guarantee Programs.
- Korea Credit Guarantee Fund. (2020). Annual Report.
Artikel ini kiranya bermanfaat dan menjadi masukan bahan pertimbangan strategis bagi kebijakan penguatan UMKM di Indonesia.
Wallahu A’lam Bhisawab.
Fastabiqul khairat.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Disusun dari berbagai sumber referensi oleh
Diding S Anwar
Tokyo, Senin 6 Januari 2025.