
“Stop Buat Ruwet Diri Sendiri: Jalani Hidup dengan Pikiran Tenang, Bijak, dan Tidak Perlu Overthinking”.
Hidup Itu Siklus Ujian, Jangan Dibuat Terlalu Rumit. Kehidupan adalah siklus ujian yang terus berputar. Ketika satu persoalan selesai, yang lain datang menggantikan.
Sering kali, kita sendiri yang memperumit keadaan dengan berpikir berlebihan atau overthinking, sehingga masalah yang seharusnya bisa diatasi dengan tenang justru tampak lebih besar dan sulit.
Studi oleh Kirmayer (2015) dalam “Thinking too much: A Systematic Review of a Common Idiom of Distress” menunjukkan bahwa overthinking dapat menyebabkan komplikasi fisik dan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah kondisi kesehatan mental serius yang dapat memengaruhi seseorang setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial.
Ini terjadi karena otak kita terus menerus mengulang dan memperbesar masalah tanpa mencari solusi konkret.
Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur’an
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 139)
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak tenggelam dalam kesedihan dan kelemahan, tetapi menghadapi setiap persoalan dengan keyakinan dan usaha.
Contoh Nyata
Jangan Terjebak dalam Pikiran Negatif
Misalnya, seseorang kehilangan pekerjaan secara mendadak. Dalam kepanikannya, ia langsung berpikir bahwa kehidupannya telah hancur dan masa depannya suram. Ia mulai membayangkan skenario buruk, seperti tidak mampu membayar tagihan, keluarganya menderita, dan harga dirinya runtuh.
Studi dari McLaughlin et al. (2014) dalam “Rumination Predicts Heightened Responding to Stressful Life Events in Major Depressive Disorder and Generalized Anxiety Disorder” menemukan bahwa ruminasi (overthinking) meningkatkan sensitivitas terhadap stres dan memperburuk gejala kecemasan serta depresi.
Padahal, jika orang tersebut mau menenangkan diri dan berpikir lebih jernih, mungkin ada peluang baru yang lebih baik, seperti berwirausaha, mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai, atau meningkatkan keterampilan untuk bersaing di dunia kerja.
Sebagaimana firman Allah
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Setiap ujian pasti disertai dengan jalan keluar, asalkan kita tidak terjebak dalam pola pikir negatif yang memperburuk keadaan.
Belajar dari Kisah Nabi: Teladan Kesabaran dan Kebijaksanaan
1. Nabi Ayyub AS: Kesabaran dalam Ujian Berat
Nabi Ayyub AS diuji dengan kehilangan harta, anak-anak, dan kesehatannya. Namun, ia tetap sabar dan yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan.
Dalam penelitian “Islamic Teachings On Patience-Hadiths And Quranic Perspectives”, kesabaran atau Sabr dijelaskan sebagai sikap positif yang didasarkan pada keyakinan bahwa setiap cobaan memiliki hikmah. Ini membantu seseorang untuk tetap tenang dan tidak mudah putus asa.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (kepada Allah).”
(QS. Sad [38]: 44)
Pelajaran yang bisa diambil:
Jangan mudah menyerah ketika diuji, tetapi hadapi dengan kesabaran dan keyakinan.
2. Nabi Yusuf AS: Tidak Berlarut dalam Kesedihan
Nabi Yusuf AS mengalami pengkhianatan dari saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, dan dipenjara karena fitnah. Namun, ia tidak larut dalam kesedihan, melainkan tetap berusaha dan akhirnya menjadi pemimpin di Mesir.
Sebagaimana firman Allah
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Pesan dari kisah ini: Tidak semua musibah itu buruk, kadang justru menjadi jalan menuju keberhasilan yang lebih besar.
Hikmah dan Sikap Bijak dalam Menghadapi Hidup
Dari semua contoh di atas, kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting:
1. Latih Pikiran untuk Tetap Tenang
Studi “When Overthinking Becomes a Problem & What You Can Do About It” menekankan bahwa berpikir berlebihan hanya akan menambah kecemasan dan memperburuk keadaan. Tarik napas dalam, berdoa, dan fokus pada solusi yang bisa dilakukan.
2. Jangan Overthinking, Fokus pada Solusi
Terlalu banyak berpikir negatif hanya akan membuat masalah terasa lebih berat. Fokuslah pada tindakan nyata yang bisa menyelesaikan masalah.
3. Berprasangka Baik kepada Allah
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 286)
4. Syukuri Apa yang Masih Ada
Kadang kita terlalu fokus pada masalah hingga lupa bahwa masih banyak nikmat yang Allah berikan.
5. Gunakan Masalah Sebagai Peluang untuk Berkembang
Setiap kesulitan bisa menjadi pelajaran berharga untuk menjadikan kita lebih kuat dan bijaksana dalam menghadapi tantangan masa depan.
Rasulullah SAW bersabda
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya segala perkaranya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.”
(HR. Muslim)
Jangan Rumitkan Hidup, Hadapi dengan Bijak
Hidup adalah rangkaian ujian yang datang silih berganti.
Yang penting bukan banyak atau sedikitnya masalah yang kita hadapi, tetapi bagaimana cara kita meresponsnya.
Jangan memperumit hidup dengan overthinking dan dramatisasi berlebihan. Hadapi segala sesuatu dengan pikiran yang tenang, hati yang bersyukur, dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya.
Sebagaimana ditunjukkan dalam “When Our Worlds Are Shaken: Finding Strength in ‘Beautiful Patience'”, kesabaran bukan berarti pasrah, tetapi tetap berusaha sambil percaya pada rencana Allah.
Semoga kita tergolong sebagai hamba Allah yang tangguh dalam menghadapi persoalan hidup, sehingga setiap ujian menjadi ladang amal saleh bagi kita.
Daftar Referensi Ilmiah
- Kirmayer, L. J. (2015). Thinking too much: A Systematic Review of a Common Idiom of Distress. Journal of Transcultural Psychiatry.
- McLaughlin, K. A., et al. (2014). Rumination Predicts Heightened Responding to Stressful Life Events in Major Depressive Disorder and Generalized Anxiety Disorder. Journal of Abnormal Psychology.
- Nolen-Hoeksema, S. (2000). The Role of Rumination in Depressive Disorders and Mixed Anxiety/Depressive Symptoms. Journal of Abnormal Psychology.
- When Overthinking Becomes a Problem & What You Can Do About It. Harvard Medical School.
- When Our Worlds Are Shaken: Finding Strength in ‘Beautiful Patience’. Islamic Journal of Spiritual Psychology.
- Islamic Teachings On Patience-Hadiths And Quranic Perspectives. International Journal of Islamic Studies.
Wallahu A’lam Bhisawab
Fastabiqul khairat
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Disusun dari berbagai sumber referensi oleh :
Diding S Anwar