
Jakarta – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini marah besar ketika dua mobil untuk tes virus corona (Covid-19) yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diambilalih Pemprov Jawa Timur. Risma merasa mobil tersebut khusus untuk warga Surabaya.
Mulanya, Kepala Gugus Tugas Percepatan Panganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan pihaknya bakal memberikan dua mobil yang mampu melakukan tes dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) ke Jawa Timur. Dia mengatakan itu pada Rabu lalu (27/5).
“Di Surabaya, Jawa Timur, ada salah satu lab mengalami kerusakan sehingga tidak bisa melakukan pemeriksaan, oleh karenanya pengirimnya dua unit mobil Lab Bio Safety Level 2 ini bisa membantu Pemerintah Jatim khusunya Kota Surabaya,” kata Doni, saat menggelar konversi pers melalui live streaming, di Kantor BNPB, Rabu (27/5).
Kemudian, mobil dikirim ke Surabaya oleh BNPB. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang juga Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan mobil itu tiba pada Kamis (28/5).
Mobil itu akan dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan spesimen pasien Covid-19 yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit. Mobil juga akan dipakai di beberapa wilayah lain di Surabaya.
“Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya, selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya,” kata Feny.
“Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya swab ulang, supaya cepat selesai penanganannya,” tambahnya.
Mulanya, 2 mobil akan dipakai sejak pagi. Sejak pukul 07.00 WIB pun banyak masyarakat Kelurahan Tanah Kali Kedinding yang telah hadir untuk mengikuti tes. Akan tetapi, mobil tak kunjung datang sehingga masyarakat harus dibubarkan.
Hal serupa terjadi di Hotel Asrama Haji. Tes corona sudah dijadwalkan pada pukul 12.30 WIB. Diundur menjadi pukul 13.00 WIB lantaran ingin dialihkan dulu ke RS Unair Surabaya. Namun, ternyata mobil tak kunjung datang hingga matahari terbenam.
“Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu 5 jaman dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain,” kata Feny.
Hingga kemudian, Gugus Tugas Covid-19 Surabaya mengetahui bahwa 2 mobil tersebut dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung oleh Gugus Tugas Covid-19 Jatim yang berada di bawah naungan Pemprov Jatim.
Risma Geram
Wali Kota Tri Rismaharini lalu meradang ketika tahu 2 mobil dari BNPB itu dialihkan Gugus Tugas Covid-19 ke Lamongan dan Jawa Timur. Risma mengklaim dirinya yang meminta langsung kedua mobil tersebut kepada Kepala BNPB Doni Monardo.
“Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni kepada wartawan di Surabaya, Jumat (29/5).
Risma juga mengaku meminta bantuan mobil tes corona kepada Seskab Pramono Anung yang juga rekan sesama kader PDI Perjuangan. Risma lantas menelepon pihak Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur. Di depan media, dia mengutarakan kekesalannya. Risma mengaku tak terima dengan sikap Pemprov Jatim yang mengalihkan mobil dari BNPB ke Tulungagung dan Lamongan.
“Saya dapat WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (Mobil Lab Bio Safety Level 2) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang. Pak, saya enggak terima lho Pak, betul saya enggak terima,” kata Risma saat menelepon petugas Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur di hadapan wartawan.
“Mohon maaf Pak, itu saya ngemis-ngemis, saya sampai lewat Pramono Anung, sampai lewat orang DPR RI, masa saya mau disiksa apa? Nanti saya dituduh tidak bisa kerja lagi, saya tidak terima, betul saya tidak terima,” ucap Risma.
Saling klaim minta bantuan
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Suban Wahyudiono juga mengklaim telah berkirim surat pada BNPB tanggal 11 Mei 2020 terkait permohonan bantuan 15 mesin PCR. Bahkan, kata Suban, Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya dan dirinya juga menghubungi sendiri Doni Monardo terkait permintaan mesin PCR itu.
“Bahkan, sehari sebelum mobil datang saya diberi nomor sopir dan tim medis yang ikut di mobil tersebut,” tutur dia.
Suban menjelaskan mengapa mobil PCR itu perlu ditempatkan di Tulungagung.
“Sesuai statmen kepala BNPB, mobil laboratorium dioperasikan di daerah-daerah di Jawa Timur yang membutuhkan tes swab,” kata dia.
Analisa kebutuhan dilakukan untuk menentukan lokasi tujuan beroperasinya mobil laboratorium PCR.
“Mengapa hari ini mobil berada di Tulungagung, karena di daerah tersebut, jumlah PDP tertinggi kedua di Jatim sebanyak 588 PDP. Bahkan, di Tulungagung, 172 PDP meninggal dunia,” ujar dia.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengemukakan, pihaknya akan segera menjadwalkan 2 unit mobil laboratorium PCR siaga di Surabaya, Sabtu (30/5/2020).
“Besok Insya Allah kami jadwalkan. Sekarang satu mobil masih di Lamongan karena di sana masih banyak pasien. Semoga besok (Sabtu) bisa terlaksana,” kata Joni, Jumat (29/5/2020) malam.
Adapun beberapa lokasi yang dipilih adalah RSUD dr Soewandhie dan Rumah Sakit Husada Utama serta Kampung Tangguh di Kecamatan Rungkut Surabaya. Ia menyebut kekisruhan dan saling klaim diakibatkan adanya miskomunikasi.
“Kemarin sore sebelum mobil diberangkatkan ke Lamongan dan Tulungagung, tim sudah menganalisa tentang kebutuhan PCR. Ada juga dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun yang bersangkutan tidak menyampaikan permintaan swab di Surabaya,” kata dia.