
Wamen BUMN Aminuddin Makruf - Antara -
Surabaya, Keuanganonline.id – Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali disorot, kali ini oleh Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf. Dalam gelaran PaDi UMKM Hybrid Expo Conference 2025 di Surabaya, Aminuddin menekankan bahwa BUMN tidak boleh sekadar fokus pada profit, melainkan juga harus menjadi motor penggerak program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih).
BUMN Sebagai Katalisator Program Pemerataan
Menurut Aminuddin, kedua program ini merupakan bagian dari strategi besar Astacita yang diusung Presiden Prabowo Subianto, yaitu visi pembangunan delapan arah strategis untuk kemajuan Indonesia. Dalam konteks ini, BUMN berperan penting sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
“BUMN wajib hadir untuk menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi dalam visi negara. Tidak cukup hanya berbisnis seperti biasa,” ujar Aminuddin.
Pertumbuhan Ekonomi Tak Cukup, Pemerataan Adalah Kunci
Wamen BUMN itu menyoroti ketimpangan yang masih terjadi di banyak wilayah Indonesia. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pemerataan. Di sinilah MBG dan Kopdes Merah Putih memainkan peran penting.
Melalui MBG, pemerintah memberi ruang bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok makanan bergizi bagi anak-anak. Sementara Kopdes Merah Putih mendorong terbentuknya koperasi modern di tingkat desa dan kelurahan, sebagai bentuk penguatan ekonomi akar rumput.
Dampak Ekonomi Multisektor dari Program MBG
Aminuddin memaparkan bahwa MBG tidak hanya menyasar pemenuhan gizi generasi muda, tetapi juga memiliki efek ganda terhadap perekonomian daerah. Permintaan atas bahan pangan lokal seperti beras, sayur, dan lauk pauk akan meningkat, memicu aktivitas sektor pertanian, logistik, hingga tenaga kerja.
“Bayangkan berapa banyak komoditas yang akan terserap, dan berapa banyak tenaga kerja yang bisa terserap jika MBG ini berjalan masif,” katanya.
Koperasi Desa: Kembali ke Ekonomi Komunitas
Kopdes Merah Putih menjadi upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai entitas ekonomi rakyat. BUMN diminta berperan dalam membina, mendampingi, dan memberi akses pasar bagi koperasi lokal agar tidak hanya bertahan, tetapi berkembang dan berkontribusi bagi kesejahteraan komunitasnya.
BUMN Didorong Kolaboratif dan Adaptif
Lebih jauh, Aminuddin berharap BUMN tidak bergerak sendiri. Ia mendorong agar perusahaan pelat merah aktif membangun kolaborasi dengan UMKM, koperasi, dan stakeholder lokal. Menurutnya, pendekatan partisipatif akan menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
“BUMN bukan sekadar mesin ekonomi negara, tapi juga alat transformasi sosial. Kita perlu keluar dari zona nyaman,” tandasnya. (*)
Bagaimana strategi BUMN dalam memastikan keberlanjutan dampak sosial dari MBG dan Kopdes Merah Putih setelah program ini berjalan beberapa tahun?