
Ilustrasi: Simpati, Kehidupan di era teknologi
Hidup di Era Digital: Fenomena Dekat Secara Teknologi, Jauh Secara Hati, Bagaimana Nilai-Nilai Kemanusiaan Seharusnya?”.
Kehidupan di era digital membawa perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita bekerja, dan bahkan memandang dunia. Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan, muncul fenomena yang cukup ironis: kita semakin terhubung secara digital, namun justru merasa semakin terisolasi secara sosial dan emosional.
Teknologi memungkinkan kita terhubung lebih cepat dan lebih luas, tetapi sering kali kita merasa terasing di tengah konektivitas yang semakin canggih. Di manakah nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi landasan kehidupan modern?.
Artikel ini mengulas fenomena tersebut, lengkap dengan solusi dari berbagai sudut pandang keluarga, masyarakat, hingga dunia global.
Potret Kehidupan Modern
Bayangkan kota besar dengan gedung-gedung tinggi menjulang, jalanan penuh dengan kendaraan, dan orang-orang berjalan cepat sambil menatap layar ponsel. Mereka begitu dekat secara teknologi, tetapi jauh secara emosional. Anak-anak asyik bermain gim daring, sementara orang tua sibuk dengan media sosial.
Di sudut jalan, seorang pengemis tua mengulurkan tangan meminta bantuan, tetapi kebanyakan orang berlalu begitu saja tanpa peduli.
Di antara pemandangan individualistis itu, ada secercah harapan: seorang anak kecil yang berbagi makanannya dengan pengemis, atau seorang pemuda yang membantu lansia menyeberang jalan. Tindakan kecil ini adalah pengingat bahwa nilai-nilai kemanusiaan masih hidup dan relevan, meskipun sering terlupakan.
Pesan Moral dan Tindakan Nyata
Untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan, diperlukan langkah konkret di berbagai lapisan masyarakat:
Keluarga: Fondasi Utama
Keluarga adalah tempat pertama untuk menanamkan nilai moral dan empati.
Penerapan: Luangkan waktu berkualitas bersama keluarga tanpa gangguan teknologi. Ajarkan anak untuk berbagi dan membantu orang lain.
Contoh: Seorang ibu yang mengajak anaknya berbagi makanan dengan tetangga yang membutuhkan.
Lingkungan: Solidaritas Sosial
Komunitas RT/RW adalah ruang kecil yang dapat menjadi awal gerakan sosial.
Penerapan: Adakan gotong-royong dan kegiatan sosial, seperti pengumpulan donasi atau penghijauan lingkungan.
Contoh: Ketua RT yang memimpin aksi bersih lingkungan.
Masyarakat: Empati yang Lebih Luas
Di level masyarakat, penting untuk menghidupkan semangat kebersamaan.
Penerapan: Bangun komunitas peduli, seperti bank sampah atau dapur umum.
Contoh: Program berbagi makanan untuk kaum dhuafa.
Pemerintah: Kebijakan yang Adil
Pemerintah memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang berkeadilan.
Penerapan: Kebijakan yang mengurangi kesenjangan sosial dan mendukung pendidikan moral.
Contoh: Program rumah layak huni untuk masyarakat miskin.
Bangsa dan Negara: Fokus pada Kesejahteraan
Pembangunan nasional harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
Penerapan: Pemimpin dengan integritas dan empati, serta distribusi bantuan yang merata.
Contoh: Penanganan bencana secara cepat dan inklusif.
Dunia: Kerja Sama Global
Dalam dunia yang saling terhubung, kerja sama internasional menjadi kunci.
Penerapan: Kolaborasi global untuk menangani isu besar seperti perubahan iklim.
Contoh: Gerakan global menghentikan eksploitasi sumber daya alam.
Al-Quran sebagai Landasan Moral
Nilai-nilai Agama memberikan panduan yang jelas untuk membangun kehidupan bermoral di era modern.
Dua prinsip utama
1. Habluminallah (Hubungan dengan Allah)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Penerapan: Menjaga ibadah wajib, memperbanyak doa, dan bersyukur atas nikmat-Nya.
2. Habluminannas (Hubungan dengan Sesama)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Maidah: 2)
Penerapan: Bangun empati dan saling membantu, hindari sikap individualistis.
Refleksi dan Hikmah
Era digital menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga menguji nilai-nilai kemanusiaan kita.
Sudahkah kita menjadi bagian dari solusi? Tindakan kecil seperti memberi senyuman atau membantu orang lain dapat menciptakan gelombang perubahan besar.
Mari kita berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat), karena langkah kecil dari setiap individu dapat membentuk dunia yang lebih baik.
Sumber Referensi
* Al-Quran dan Tafsir
Panduan utama umat Islam dalam hubungan spiritual dan sosial.
* Hadis Shahih
Petunjuk Nabi Muhammad SAW tentang empati dan kebaikan.
* The Digital Age and Society: Challenges and Opportunities oleh John Hartley
Dampak modernisasi pada nilai-nilai sosial.
* Jurnal Urbanization and Social Disconnect (2023)
Kajian urbanisasi dan keterasingan masyarakat.
* Statistik BPS (2023)
Data tentang kesenjangan sosial di Indonesia.
Hidup di era digital adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan peluang. Dengan memahami tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang terbuka, kita dapat menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan membangun masa depan yang lebih baik. Penting untuk diingat bahwa teknologi hanyalah alat, dan nilai-nilai kemanusiaan yang kita bawa adalah yang akan menentukan bagaimana kita menggunakan alat tersebut.
Teknologi tidak seharusnya menjauhkan kita dari nilai moral. Mari kita jaga hubungan baik dengan Allah dan sesama, serta menjadi bagian dari solusi melalui langkah-langkah nyata di berbagai lapisan masyarakat.
Fastabiqul khairat – Berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Semoga penyampaian tulisan ini menjadi pengingat dan bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam Bhisawab.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
———–
Disusun dari berbagai sumber referensi oleh:
Diding S Anwar