
Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengapresiasi penemuan produk berbasis Eukaliptus Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang raih penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Wamentan pun berpesan kepada para peneliti Balitbangtan untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi demi kemajuan pertanian Indonesia.
“Tetapi teruslah melakukan berbagai pengembangan dan penelitian secara profesional demi kemajuan petani dan pertanian nasional,” kata Wamentan Harvick dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (26/4).
Ia menambahkan, bahwa sektor pertanian telah dijadikan sandaran penuh selama dua tahun ini. Hal ini disebabkan, sektor pertanian mampu tumbuh positif meski di masa pandemi, bahkan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Wamentan menilai pertumbuhan tersebut menunjukan bahwa daya tahan sektor pertanian yang kuat.
“Artinya daya tahan sektor ini sudah teruji karena selalu tumbuh positif meski di tengah situasi pandemi COVID,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan dianugrahi penghargaan Inovasi di Masa Pandemi dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menkumham Yasonna Laoly kepada Plt. Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry atas penemuan formula aromatik berbasis eukaliptus dengan nomor paten P00202003578.
Terkait hal ini, Kepala Balitbangtan Fadjri Djufri menyampaikan terima kasih atas diberikannya penghargaan tersebut.
Menurut Fadjri, penghargaan ini adalah kado istimewa yang sangat luar biasa atas upaya dan kerja keras jajaran Litbang dalam menciptakan aromatik berbahan eucalyptus.
“Anugerah ini merupakan apresiasi bagi kita dalam berinovasi dan mendaftarkan paten khususnya produk berbasis eukaliptus dalam upaya pengendalian Covid-19,” ujar Fadjri di Graha Pengayoman, Jakarta Selatan, Selasa, 26 April 2022.
Fadjri menerangkan, pengembangan formula ini diawali dari pengujian berbagai tumbuhan yang ada di Indonesia. Termasuk tumbuhan eucalyptus. Dari penelitian yang dihasilkan, eukaliptus terpilih untuk dikembangkan lebih lanjut karena mengandung senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol) yang memiliki bioaktivitas dengan beragam manfaat untuk kesehatan.
Bahkan tidak hanya itu, formula berbasis eukaliptus ini juga telah diuji secara klinis. Hasilnya menunjukkan bahwa hasil molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.
“Kemudian inovasi ini kami kembangkan hilirisasinya melalui kerja sama lisensi dengan perusahaan swasta. Saya kira ini adalah upaya untuk mempercepat proses pengembangan produk agar bisa digunakan oleh masyarakat,” katanya.