
Waskita Karya terapkan teknologi hemat air di DI Rentang - Waskita -
Jakarta, Keuanganonline.id – Pengelolaan sumber daya air menjadi semakin krusial di tengah ancaman krisis iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. PT Waskita Karya (Persero) Tbk memanfaatkan momentum ini dengan memperkenalkan teknologi irigasi hemat air dalam proyek Modernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang Paket LMS-03 yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat.
Proyek bernilai Rp571,1 miliar ini kini mendekati tahap penyelesaian. Selain mendukung ketahanan pangan, modernisasi DI Rentang digadang-gadang mampu menghemat distribusi air secara signifikan, berkat penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA).
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa modernisasi DI Rentang menjadi salah satu langkah strategis mengoptimalkan penggunaan air di sektor pertanian. “Kami melakukan perbaikan dan optimalisasi jaringan irigasi, sekaligus menerapkan teknologi IPHA agar efisiensi penggunaan air meningkat,” kata Ermy, Selasa (15/7/2025).
Teknologi IPHA dan Efisiensi Air
Salah satu sorotan utama proyek DI Rentang adalah teknologi IPHA, yang dirancang untuk menekan kehilangan air di saluran irigasi. Jika sebelumnya potensi kehilangan air di jaringan irigasi mencapai 15 persen, maka dengan modernisasi ini angka tersebut diproyeksikan turun drastis menjadi hanya empat persen. Artinya, ada efisiensi air sekitar 73 persen.
“Teknologi ini tidak hanya berpengaruh pada ketersediaan air untuk sawah, tetapi juga berdampak pada penghematan air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat,” papar Ermy.
Manfaat Lingkungan dan Ekonomi
Penerapan teknologi hemat air di DI Rentang membawa dampak ganda: menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian. Data Waskita Karya menunjukkan, produktivitas padi di kawasan irigasi ini berpotensi meningkat dari 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare. Selain itu, luas lahan tanam juga diperkirakan naik signifikan dari 43.229 hektare menjadi 86.423 hektare.
Tak hanya berdampak pada hasil panen, pembangunan DI Rentang juga diproyeksikan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 120 persen menjadi 230 persen. Dengan demikian, petani bisa menanam padi lebih banyak dalam setahun, yang akhirnya meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan lokal.
“Air bukan hanya urusan pertanian, tetapi juga kebutuhan vital masyarakat. Irigasi Rentang membantu memastikan pasokan air bersih bagi warga sekitar Jawa Barat,” ujar Ermy.
Lahan yang Dilayani dan Sumber Air
Saat rampung, DI Rentang akan melayani area persawahan seluas 87.840 hektare yang tersebar di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Sumber air utama proyek ini berasal dari Sungai Cimanuk, yang menjadi tumpuan banyak lahan pertanian di wilayah Jawa Barat.
Modernisasi jaringan irigasi dilakukan pada saluran primer, sekunder, hingga tersier. Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sebelumnya menyatakan, keberadaan irigasi yang efisien menjadi elemen penting dalam mewujudkan swasembada pangan yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo.
Rekam Jejak Waskita Karya di Proyek Air
Modernisasi DI Rentang semakin mempertegas kiprah Waskita Karya dalam pembangunan infrastruktur air. Perseroan sebelumnya telah menuntaskan sejumlah proyek serupa seperti Irigasi Belitang Lempuing di Sumatera Selatan, Irigasi Mrican Paket 2 di Jawa Timur, serta DI Salamdarma dan Kamojing di Jawa Barat.
Tak hanya irigasi, Waskita Karya juga tercatat sukses membangun berbagai bendungan strategis di berbagai provinsi, seperti Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Margatiga di Lampung, Karian di Banten, Leuwikeris di Jawa Barat, Rukoh di Aceh, serta Jlantah di Jawa Tengah.
Sebagai BUMN konstruksi berpengalaman lebih dari 64 tahun, Waskita Karya optimistis teknologi IPHA di DI Rentang akan menjadi terobosan penting. Selain menopang ketahanan pangan, langkah ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur masa kini harus selaras dengan keberlanjutan lingkungan. (*)