
Moda Transportasi Indonesia
Nyawa manusia sangat berharga dan tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk mengambil risiko yang dapat membahayakan diri sendiri dan atau membahayakan orang lain. Kecelakaan moda transportasi (terlebih kecelakaan lalu linas jalan raya) merupakan masalah serius yang terjadi di seluruh dunia. Setiap tahun banyak nyawa hilang / kematian maupun mengalami cedera serius seperti luka berat maupun luka ringan yang perlu perawatan dokter di rumah sakit.
Tidak sederhana, sangat kompleks & beragam serta betapa sangat penting dan perlu menjadi perhatian penuh semuanya secara bersama – sama. Tidak mungkin bisa ditangani seorang individu sekalipun seorang Hero bila sendirian. Namun sangat perlu banyak super hero bersama super team pasukan masing-masing dari berbagai Instansi atau lembaga terkait yang turun tangan turut terlibat.
Jumlah kecelakaan akibat tranportasi baik darat, udara dan laut yang mengakibatkan korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan, dan kerugian materi terus mengalami kenaikan. Data yang dihimpun dari BPS tahun 2022 mencapai 139.258 jiwa. Tahun 2023 mencapai 148.575. Jumlah kecelakaan lalu lintas pada 2024 sudah mencapai 50.845 jiwa.

Faktor-faktor kecelakaan moda transportasi.
Beberapa faktor penyebab umum dan kerugian yang ditimbulkan serta upaya penanggulangan (berikut beberapa contoh pertimbangan). Faktor tersebut antara lain factor manusia, kendaraan, lingkungan, organisasi dan sistem, serta factor social dan ekonomi.
1. Angkutan Penumpang Umum di Darat
Kecelakaan transportasi darat, terutama yang melibatkan kendaraan seperti mobil, truk, bus, dan sepeda motor, dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain factor manusia (mengantuk, mabuk, kebut-kebutan, pengemudi tidak berpengalamandan gangguan), kondisi lingkungan (jalan buruk, cuaca buruk, pencahayaan yang tidak memadai dan rambu-rambu lalau lintas yang tidak jelas dan hilang), faktor kendaraan (kegagalan mekanis, perawatan yang tidak memadai, desain yang kurang aman).
Kerugian yang diakibatkan berdampak pada sosial seperti cedera, kehilangan nyawadan sistem kesehatan. Selain itu berdampak pada ekonomi seperti kerusakan kendaraan, biaya asuransi, gangguan rantai pasokan, produktivitas dan infrastruktur jalan. Upaya yang dilakukan adalah Peningkatan pelatihan dan sertifikasi pengemudi, Perawatan kendaraan rutin, Perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jalan. Contoh Implementasi sistem pelatihan dan sertifikasi berkala untuk sopir bus / non bus penumpang umum.
2. Penyeberangan (Ferry)
Penyebab kecelakan dalam penyeberangan biasanya adanya Kapal overload, cuaca buruk, kesalahan navigasi. Dampak yang ditimbulkan adanya kerugian seperti cedera/kematian penumpang, kerusakan kapal dan muatan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah penegakan aturan kapasitas maksimal, peralatan navigasi modern, pelatihan kru kapal tentang keselamatan dan kondisi darurat. Contoh Sistem manajemen keselamatan di kapal feri Selat Sunda.
3. Kereta Api
Penyebab kecelakaan perkeretaapian dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan manusia, teknis kereta api, infrastruktur, serta faktor lingkungan. Misal faktor manusia (masinis, petugas stasiun) adanya Kesalahan Operasional, Kelelahan dan Stres, Penggunaan Alkohol atau Narkoba dan Pelatihan yang Tidak Memadai. Faktor teknis (Kegagalan Mekanis, Pemeliharaan yang Tidak Memadai, Kerusakan Sinyal dan Sistem Kontrol) dan Faktor Infrastruktur seperti Kondisi Rel yang Buruk, Jembatan dan Terowongan yang Tidak Aman dan Kerusakan pada Persinyalan dan Peralatan Pengaman.
Dampak yang ditimbulkan kerusakan rel, kendaraan melintasi rel tanpa izin. Kerugian yang ditimbulkan bisa Cedera/kematian penumpang, kerusakan kereta dan infrastruktur rel.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain sistem sinyal otomatis, perawatan rel berkala, peningkatan keamanan perlintasan, edukasi publik dan perbaikan infrastruktur. Contoh: Peningkatan teknologi sinyal di jalur jalur kereta api (misal jalur Jakarta-Bandung).
4. Kapal Laut
Penyebab kecelakaan transportasi moda kapal laut biasanya adanya kondisi cuaca buruk, kegagalan mekanis, human error, Manajemen dan Organisasi dan factor tekanan social dan ekonomi.
Dampak Kecelakan transportasi laut dapat menimbulkan berbagai dampak dan kerugian, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti kerugian secara ekonomi, dampak social seperti kehilangan nyawa, trauma psikologis, kerusakan kapal dan muatan, dampak lingkungan dan dampak hukum dan regulasi.
Upaya yang dapat dilakukan seperti peralatan keselamatan yang memadai, pelatihan dan inspeksi darurat rutin untuk kru kapal, pemantauan cuaca, penggunaan teknologi modern, penegakan regulasi dan manajemen muatan yang tepat. Contoh Standar keselamatan kapal penumpang di perairan Indonesia timur.
5. Pesawat Udara
Kecelakaan transportasi udara seperti pesawat udara disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Human error (pilot, ATC) kelelahan, pelatihan tidak memadai, serta gangguan dan distraksi. Selain itu faktor teknis kegagalan mesin, perwatan yang buruk dan dasain manufaktur. Faktor lingkungan seperti kondisi cuaca buruk, burung dan fenomena alam. Faktor regulasi dan manajemen. Kerugian Cedera/kematian penumpang, kerusakan pesawat dan properti sekitar.
Upaya yang dilakukan seperti Pelatihan dan Pendidikan: Pelatihan berkala bagi pilot dan kru tentang keselamatan dan penanganan darurat. Perawatan dan Inspeksi: Perawatan rutin dan inspeksi menyeluruh terhadap pesawat. Teknologi Keselamatan: Penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, seperti sistem deteksi cuaca dan otomatisasi. Penegakan Regulasi: Memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan penerbangan internasional. Dan Manajemen Risiko: Manajemen risiko yang efektif oleh maskapai penerbangan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya.
Contoh Program peningkatan keselamatan penerbangan di bandara Soekarno-Hatta.
6. Jalan Raya
Faktor kecelakaan di jalan raya penyebabnya antara lain Human error (mengemudi mabuk/Lelah ceroboh), kondisi jalan buruk, kondisi cuaca buruk, kendaraan tidak layak jalan.
Dampak yang ditimbulakn secara ekonomi, lingkungan, sosial dan hukum seperti kerugian yang menyebabkan cedera/kematian pengemudi, penumpang, atau pejalan kaki, kerusakan kendaraan dan property, biaya medis, kehilangan produktivitas, kehilangan penghasilan dan psikologis.
Upaya yang dilakukan seperti Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang keselamatan berkendara melalui kampanye pendidikan dan pelatihan. Penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran lalu lintas. Perawatan Kendaraan: Perawatan rutin dan inspeksi kendaraan untuk memastikan kelayakan jalan. Peningkatan Infrastruktur: Memperbaiki kondisi jalan dan memasang rambu lalu lintas yang jelas dan mudah dilihat, Teknologi Keselamatan: Mengadopsi teknologi keselamatan canggih dalam kendaraan, seperti sistem pengereman otomatis dan deteksi tabrakan dan Manajemen Risiko yang efektif oleh otoritas lalu lintas dan pemerintah untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya. Contoh Kampanye “Zero Accident” oleh Kementerian Perhubungan.
Kolaborasi Pentahelix Keselamatan Transportasi
Perlu upaya kolaborasi pentahelix dalam keselamatan transportasi melibatkan lima elemen utama yaitu pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, dan media. Pendekatan ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan dan sumber daya dari berbagai sektor untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan efisien.
1. Pemerintah
- Regulasi dan Kebijakan: Membuat dan menegakkan peraturan yang ketat terkait keselamatan transportasi. Contohnya adalah undang-undang tentang kecepatan maksimum, kewajiban penggunaan sabuk pengaman, dan standar keselamatan kendaraan.
- Infrastruktur: Meningkatkan kualitas dan keamanan infrastruktur transportasi, seperti jalan raya, jalur kereta api, pelabuhan, dan bandara.
- Penegakan Hukum: Mengawasi dan menegakkan hukum terkait keselamatan transportasi melalui patroli polisi lalu lintas, inspeksi kendaraan, dan audit keselamatan.
2. Akademisi
- Penelitian dan Pengembangan: Melakukan penelitian untuk memahami penyebab kecelakaan dan mengembangkan teknologi serta strategi baru untuk meningkatkan keselamatan.
- Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan program pendidikan dan pelatihan bagi pengemudi, operator transportasi, dan masyarakat umum tentang praktik keselamatan terbaik.
- Konsultasi: Memberikan konsultasi kepada pemerintah dan industri tentang kebijakan dan praktek keselamatan yang berdasarkan penelitian ilmiah.
3. Pelaku Bisnis
- Implementasi Teknologi: Mengembangkan dan mengadopsi teknologi keselamatan seperti sistem pengereman otomatis, deteksi tabrakan, dan telematika untuk pemantauan kendaraan.
- Perawatan dan Inspeksi: Memastikan perawatan rutin dan inspeksi kendaraan untuk mencegah kegagalan mekanis yang dapat menyebabkan kecelakaan.
- Program Keselamatan Karyawan: Menyediakan program pelatihan keselamatan bagi karyawan yang terlibat dalam transportasi, termasuk pengemudi dan teknisi.
4. Komunitas
- Keterlibatan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program keselamatan melalui kampanye edukasi dan kegiatan komunitas.
- Pemantauan Lokal: Mengidentifikasi dan melaporkan masalah keselamatan di lingkungan lokal, seperti jalan yang berbahaya atau kondisi infrastruktur yang buruk.
- Kolaborasi dengan Pemerintah dan Industri: Bekerja sama dengan pemerintah dan pelaku bisnis untuk mengadvokasi perbaikan keselamatan transportasi di tingkat lokal.
5. Media
- Kampanye Keselamatan: Menyebarluaskan informasi tentang pentingnya keselamatan transportasi melalui kampanye media, berita, dan program pendidikan.
- Peliputan Berita: Memberikan laporan yang akurat dan informatif tentang kecelakaan transportasi dan inisiatif keselamatan.
- Tekanan Publik: Meningkatkan tekanan publik terhadap pemerintah dan industri untuk memperbaiki praktik keselamatan melalui pemberitaan dan editorial.
Contoh Kolaborasi Pentahelix, misal ;
- Proyek Keselamatan Transportasi Terpadu di Kota Besar
- Akademisi melakukan studi dan memberikan rekomendasi kebijakan.
- Pelaku Bisnis (perusahaan transportasi) mengadopsi teknologi keselamatan modern.
- Pemerintah menetapkan regulasi dan menyediakan infrastruktur keselamatan.
- Komunitas berpartisipasi dalam kampanye keselamatan dan pelaporan masalah.
- Media membantu menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sistem moda transportasi yang lebih aman dan mengurangi angka kecelakaan secara signifikan.
Diding S Anwar
Ketua Bidang Penjaminan RGC Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
Mantan Dirut Jasa Raharja & Mantan Dirut Perum Jamkrindo.
Analisis dan masukan sdh cukup lengkap. Disarankan, ada rincian teknis dari pihak2 yg ikut bertanggung jawab utk menangani masalah tsb. Sehingga ada kejelasan ttg siapa berbuat apa, dan bertanggung jawab kpd siapa. Mudah2an bermanfaat.
Sangat membantu masyarakat info keselamatan diri dan orang lain terima kasih