Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, keluarga sering kali menjadi bagian yang terabaikan, meskipun ia adalah fondasi utama kebahagiaan dan kestabilan hidup.
Artikel ini mengajak Audiens untuk melakukan “reset” dalam lingkaran keluarga, mengembalikan hikmah kasih sayang, kerukunan, kehangatan, dan keharmonisan sebagai prioritas utama.
Dengan panduan dari Al-Qur’an dan Hadis, kita perlu memahami pentingnya membangun kembali hubungan keluarga yang kokoh, penuh kasih sayang, dan bermakna.
Artikel ini juga memberikan langkah-langkah konkret untuk menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, menjadikannya tempat perlindungan dan kebahagiaan sejati di dunia yang penuh tantangan.
Makna “Reset” dalam Konteks Keluarga
Keluarga adalah fondasi hidup yang paling dekat dengan kita. “Reset” dalam konteks keluarga berarti mengubah cara pandang terhadap hubungan keluarga yang mungkin selama ini terabaikan atau terlalu rutin. Ini adalah langkah untuk memprioritaskan komunikasi yang lebih baik, kasih sayang yang tulus, dan mengedepankan kebersamaan sebagai kunci kebahagiaan rumah tangga.
Fondasi Kehangatan Keluarga Berdasarkan Agama
Agama mengajarkan kita tentang pentingnya membangun keluarga yang penuh dengan ketenangan dan kasih sayang.
Dalam QS. Ar-Rum [30]: 21, Allah berfirman:
> وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang…”
Hadis Nabi Muhammad SAW menguatkan ini, dengan menekankan pentingnya tanggung jawab dan kasih sayang dalam keluarga:
“Ketahuilah! Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Langkah Praktis untuk Reset Lingkaran Keluarga
Untuk menciptakan keharmonisan keluarga, langkah pertama adalah dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Membahas perasaan, kekhawatiran, serta kebahagiaan bersama sangat penting. Selain itu, memperkuat hubungan melalui shalat berjamaah dan doa bersama tidak hanya mempererat ikatan batin, tetapi juga membawa keberkahan dalam kehidupan.
Membuat tradisi positif seperti makan bersama atau diskusi mingguan dapat membantu membangun hubungan yang lebih solid dan hangat.
Contoh Nyata dari Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW memberikan teladan yang sempurna dalam hal kasih sayang dan tanggung jawab terhadap keluarga.
Beliau tidak hanya seorang pemimpin umat, tetapi juga seorang suami yang sangat perhatian terhadap istri-istrinya. Dalam kehidupan sehari-hari, Nabi SAW ikut membantu pekerjaan rumah tangga dan mengajarkan anak-anak dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, sehingga keluarga menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan.
Keluarga sebagai Investasi Akhirat
Membangun keluarga harmonis tidak hanya untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga sebagai amal jariyah.
Setiap usaha yang kita lakukan untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga, seperti mendidik anak-anak dengan baik dan menjaga hubungan suami istri, adalah investasi akhirat yang tidak ternilai harganya.
Dalam Hadis Nabi SAW disebutkan:
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi).
Keluarga adalah tempat kita memulai dan kembali.
Dengan melakukan “reset” pada nilai dan hubungan dalam keluarga, kita bisa menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, harmonis, dan menjadi sumber kebahagiaan sejati.
Saatnya menjadikan keluarga sebagai prioritas utama, bukan hanya untuk kebahagiaan dunia tetapi juga untuk investasi akhirat.
Sumber Referensi dan Literatur:
* Al-Qur’an, QS. Ar-Rum [30]: 21
Ayat ini menggambarkan pentingnya rasa kasih sayang dan ketenangan dalam hubungan suami-istri sebagai bagian dari tanda kebesaran Allah.
* Hadis Nabi Muhammad SAW
Hadis tentang tanggung jawab seorang pemimpin dalam keluarga (HR. Bukhari dan Muslim) dan tentang kasih sayang dalam keluarga (HR. Tirmidzi) menjadi landasan penting untuk memahami peran dan tugas setiap anggota keluarga.
* Jurnal: “Family Dynamics and Its Impact on Children’s Development” (2021)
Jurnal ini meneliti bagaimana dinamika keluarga yang harmonis berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Keluarga yang penuh kasih sayang dan komunikasi yang baik memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental dan emosional anak, serta membentuk karakter yang baik.
* Buku: “Building Strong Families” oleh Dr. John Gottman
Buku ini memberikan panduan tentang cara membangun keluarga yang sehat dan harmonis. Dr. Gottman menggunakan riset ilmiah untuk mendukung ide-ide tentang komunikasi yang efektif, mengelola konflik, dan memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.
* Artikel: “The Importance of Family in Islamic Teachings” (2022)
Artikel ini menjelaskan bagaimana Islam memandang keluarga sebagai salah satu pilar utama dalam kehidupan. Penekanan pada kasih sayang, tanggung jawab, dan pendidikan anak dalam Islam menjadikan keluarga sebagai sumber keberkahan dunia dan akhirat.
Semoga penyampaian tulisan ini menjadi pengingat dan bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam Bhisawab.
Fastabiqul khairat.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
————-
Disusun dari berbagai sumber referensi oleh:
Diding S Anwar
