
Oleh: Diding S. Anwar
Jalan-jalan ke pasar Minggu,
Beli ketupat berisi sayuran.
Hidup singkat jangan dibuat kelabu,
Isi dengan kebaikan dan kebahagiaan.
Hidup adalah perjalanan keluar-masuk tanpa pernah kita tahu kapan pintu dibuka dan kapan ditutup.
Kita datang ke dunia tanpa pilihan, dan kita pergi pun tanpa pemberitahuan.
Di antara dua pintu itu, kita diberi kesempatan: untuk berbuat baik, menabur kebaikan dan kebenaran, membangun peradaban, dan meninggalkan jejak yang bermanfaat.
Hidup yang damai, tentram, dan bahagia tidak lahir dari banyaknya harta, melainkan dari beningnya jiwa, tulusnya hati, dan tegaknya nilai kebaikan.
Setiap manusia, apapun latar belakangnya, melewati ruang kehidupan yang sama: lahir, tumbuh, berjuang, lalu kembali.
Ada yang datang sebentar lalu pergi, ada yang diberi waktu panjang untuk berbuat lebih. Maka, penting bagi kita untuk menjadikan setiap napas sebagai ladang amal.
Ketentraman batin bukanlah hadiah dari dunia luar, tetapi hasil dari sikap dalam diri.
Bukan pula sekadar teori, tetapi praktik sehari-hari yang sederhana: beriman sesuai keyakinan, mensyukuri nikmat kecil maupun besar, bersosialisasi dengan penuh hormat, mengelola stres dengan bijak, tidak larut dalam kekhawatiran berlebihan, memberi ruang untuk humor dan keceriaan, serta menjauhi hal-hal yang merugikan diri dan orang lain.
Ilmu pengetahuan modern sejalan dengan nilai-nilai kearifan lama: kesehatan mental, hubungan sosial yang harmonis, pola hidup sehat, dan sikap optimis terbukti membuat manusia lebih panjang umur dan lebih bahagia.
Dalam filsafat Timur, manusia disebut sebagai makhluk antara — antara tubuh dan ruh, antara dunia dan akhirat. Maka, kebijaksanaan hidup adalah menjaga keseimbangan di antara keduanya.
7 Poin Berharga untuk Pedoman Kehidupan
1. Beriman sesuai keyakinan
Peganglah iman sebagai jangkar kehidupan. Keyakinan spiritual yang tulus membatasi kita dari keserakahan dan memberi arah pada setiap langkah.
2. Bersyukur
Hargai nikmat sekecil apapun. Syukur adalah kunci bahagia yang membuat hati ringan sekalipun hidup sederhana.
3. Bersosialisasi
Hidup tidak sendirian. Bangunlah persaudaraan, tebarkan salam, dan jadilah sahabat yang hadir membawa manfaat.
4. Mengelola stres
Jangan biarkan tekanan hidup merampas kedamaian. Olahraga, meditasi, doa, atau sekadar tarik napas dalam bisa menjadi pintu ketenangan.
5. Singkirkan kekhawatiran berlebihan
Kekhawatiran hanyalah bayangan yang belum tentu nyata. Alihkan menjadi tindakan nyata, niscaya hati lebih ringan.
6. Humor dan menikmati diri sendiri
Tertawa adalah doa gembira. Nikmati hobi, canda dengan keluarga, dan beri ruang untuk jiwa bernapas lega.
7. Hindari hal yang merugikan
Jauhi hutang yang memberatkan, iri dengki, narkoba, alkohol, dan gaya hidup yang merusak. Ingat: lebih baik sederhana tapi sehat lahir batin.
“Hidup itu ibarat menanam padi di sawah; bila kita rawat dengan sabar, benih kecil akan tumbuh menjadi lumbung kebaikan yang menghidupi banyak orang.”
Minum kopi ditemani donat,
Sambil tertawa di pagi cerah.
Hidup bahagia bukan soal berat,
Tapi hati tenang dan jiwa ramah.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan dan kebenaran.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.