
Oleh : Diding S. Anwar
Untuk Jiwa yang Ingin Bertumbuh dan Membawa Manfaat
Kebijaksanaan sejati tidak ditentukan oleh usia, jabatan, atau gelar, melainkan oleh kemampuan seseorang memahami hidup dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih.
Hidup tidak selalu lurus dan mulus, tetapi orang arif dan bijaksana tahu bahwa yang terpenting adalah melangkah dengan benar di setiap tikungan dan persimpangan.
Catatan kecil ini mengajak kita semua untuk memaknai kebijaksanaan bukan sebagai teori tinggi, melainkan sebagai seni mengendalikan diri di tengah amarah, bersyukur di tengah kesempitan, dan memberi meski dalam keterbatasan.
Sebuah refleksi tentang ketulusan dalam berkata, kehati-hatian dalam bersikap, dan keikhlasan dalam bertindak.
Semua itu demi manfaat bersama, lintas batas keyakinan, dan maslahat bagi seluruh umat manusia.
Langit senja berwarna jingga,
Angin lembut menyapa jiwa.
Bijaklah dalam setiap langkah,
Agar hidup penuh makna.
Renungan Utama
Arif dan bijaksana bukan berarti hidup tanpa emosi, kecewa, atau kesedihan.
Justru, kebijaksanaan hadir ketika seseorang mampu mengelola perasaan tanpa melukai diri sendiri maupun orang lain.
Bijak adalah saat kita
Diam ketika marah,
Bersyukur saat sempit, dan
Memberi saat kekurangan.
Bijak berarti memilih kata yang membangun,
menimbang sikap dengan hati-hati,
dan berbuat demi kebaikan, bukan untuk membalas atau menunjukkan kuasa.
Kebijaksanaan mengajarkan
Setiap ujian adalah ladang pertumbuhan,
Setiap perbedaan adalah ruang pemahaman,
Setiap luka adalah pintu maaf.
Dengan kebijaksanaan, kita belajar
Tidak cepat menghakimi,
Tidak mudah menyalahkan,
Selalu mencari makna di balik setiap peristiwa.
Menjadi pribadi arif berarti
Menanam kedamaian di hati,
Menebar manfaat di bumi,
Menghormati seluruh ciptaan Tuhan,
apapun agama, suku, atau latar belakangnya.
Karena hidup yang bijaksana adalah hidup yang dihormati dan diterima oleh semesta.
“Bijak adalah memilih jalan kebaikan saat jalan lain terasa lebih mudah.”
(dsa)
Kalimat ini adalah pengingat
jalan bijak seringkali sunyi, tidak populer, bahkan berat.
Tapi justru di sanalah cahaya batin memancar, dan keberkahan bermula.
Mari kita latih diri menjadi insan yang bijak
Menenangkan sebelum menanggapi, memahami sebelum menilai, dan memberi sebelum diminta.
Karena kebijaksanaan bukan sekadar sifat,
melainkan jalan hidup menuju kedamaian batin dan keberkahan yang dirasakan semua orang di sekitar kita.
Mentari pagi menghangatkan bumi,
Embun jatuh menyapa hati.
Bijaklah hidup sepanjang hari,
Agar dunia terasa berseri.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.