
Oleh ; Diding S. Anwar
Kehidupan manusia adalah perjalanan panjang dari asal hingga akhir.
Namun sering kali kita terjebak pada hiruk-pikuk dunia, hingga lupa pada asal mula: siapa diri kita, dari mana kita datang, dan ke mana kita kembali.
Lupa asal kehidupan berarti melupakan jati diri, nilai luhur, dan tujuan hakiki.
Renungan ini mengajak kita untuk menata ulang kesadaran, agar hidup tidak hanya berjalan, tetapi juga bermakna, dengan niat berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebenaran.
Pagi cerah mentari bersinar,
Burung berkicau riang di taman.
Janganlah lupa asal yang benar,
Agar hidup penuh keselamatan.
Sembilan Lesson Learned
1. Hidup berawal dari ketidakberdayaan
Lahir sebagai bayi lemah, kita diingatkan akan kasih sayang dan ketergantungan pada orang lain.
2. Asal kehidupan adalah amanah
Kehidupan bukan milik pribadi, melainkan titipan dari Tuhan untuk dijalani dengan tanggung jawab.
3. Lupa asal melahirkan kesombongan
Ketika manusia merasa berkuasa, ia sering melupakan asal mula tanah dan air tempat ia berasal.
4. Kesadaran asal menumbuhkan kerendahan hati
Mengingat asal mengajarkan kita untuk tidak meninggi, sebab semua akan kembali pada Sang Pencipta.
5. Lupa asal berarti kehilangan arah
Hidup tanpa refleksi akan mudah terseret arus duniawi, melupakan tujuan sejati.
6. Mengingat asal memperkuat spiritualitas
Dalam tradisi agama dan leluhur, mengingat asal-usul adalah jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.
7. Lupa asal menutup mata pada sejarah
Bangsa atau individu yang melupakan akar sejarah akan kehilangan identitas dan jatuh pada kehampaan.
8. Asal kehidupan adalah sumber kebijaksanaan
Dari mana kita datang, di situlah tersimpan pelajaran yang menuntun langkah masa depan.
9. Mengingat asal memandu pada kebaikan
Kesadaran ini membuat kita tidak hanya mengejar dunia, tetapi juga menebar manfaat untuk sesama.
Teladan Universal
Nabi Muhammad SAW mengingatkan: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.” Mengingat asal adalah kunci amanah.
Confucius menekankan pentingnya menghormati leluhur sebagai bentuk kesadaran asal.
Siddhartha Gautama mengajarkan bahwa penderitaan hidup dapat diatasi dengan kembali ke akar kesadaran.
Soekarno pernah berpesan: “Jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah).”
Quote Leluhur
“Air mengalir selalu kembali ke muara, manusia pun sejatinya kembali ke asalnya. Siapa yang lupa pada asalnya, akan hilang arah dalam hidupnya.”
Mengingat asal kehidupan bukanlah sikap pasif atau romantisme masa lalu, melainkan kesadaran hakiki.
Dari ingatan akan asal, manusia belajar rendah hati, menjaga sejarah, dan memperkuat niat untuk menebar manfaat. Dengan mengingat asal, kita diarahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana pesan abadi yang diwariskan leluhur dan agama: bahwa hidup bukan sekadar bergerak cepat, tetapi melangkah tepat menuju tujuan sejati.
Bulan purnama sinari bumi,
Cahayanya indah penuh ketenangan.
Ingat asal setiap hari,
Agar hidup jadi keberkahan.
Tulisan ini adalah ikhtiar berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebenaran.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.