
Oleh: Diding S. Anwar
Temukan kekurangan kita dalam kehidupan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan mendekat pada diri sendiri dan Sang Pencipta.
Hidup adalah perjalanan yang indah, namun tak pernah benar-benar sempurna.
Kita semua membawa kelebihan sekaligus kekurangan.
Sering kali kita sibuk mengejar yang belum ada,
hingga lupa menghargai yang sudah kita miliki.
Padahal, kekurangan bukanlah beban yang harus disembunyikan,
melainkan cermin yang menuntun kita untuk tumbuh, belajar, dan mendekat kepada Sang Pencipta.
Di sanalah letak hikmah,
saat kita berani menatap celah diri
dan menjadikannya pijakan untuk melangkah lebih arif, seimbang, dan bermakna.
Bunga melati harum mewangi,
Mekar indah di tepi halaman.
Bila hati jernih dan berseri,
Kekurangan pun jadi pelajaran.
Tak ada manusia yang sepenuhnya sempurna.
Setiap diri memiliki celah, kadang kecil, kadang besar.
Ada yang kurang bersyukur, kurang sabar, kurang mendengar,
kurang disiplin, kurang peduli,
bahkan kadang enggan memaafkan.
Kadang kekurangan itu lahir dari keterbatasan pengetahuan,
terbatasnya waktu dan fokus,
atau sifat yang belum terasah oleh ujian hidup.
Namun, kekurangan bukanlah aib.
Ia adalah peta perjalanan yang membimbing kita memperbaiki diri.
Setiap celah adalah undangan untuk refleksi diri,
setiap kelemahan adalah ruang bagi doa, ikhtiar, dan pembelajaran.
Syukur dengan Kecukupan
Tuhan Yang Maha Pemurah telah memberi kita kelengkapan kehidupan yang nilainya tak terhitung:
oksigen untuk bernapas, air untuk menghidupi,
makanan untuk menguatkan, keluarga yang menghangatkan,
sahabat yang menemani, dan waktu untuk berbuat kebaikan.
Jika diukur dengan uang, nilainya melampaui triliunan rupiah.
Ilustrasi Nilai Tak Ternilai
Coba bayangkan…
Jika setiap tarikan napas harus dibayar,
berapa biaya yang sanggup kita keluarkan dalam sehari?
Jika seteguk air bersih setara emas,
berapa tabungan yang akan habis hanya untuk menghilangkan dahaga?
Jika tawa keluarga dan pelukan hangat harus dibeli,
berapa kekayaan yang rela kita tukar untuk memilikinya?
Kita akan segera sadar, bahwa kita telah dibekali Tuhan Yang Maha Pengasih, dengan harta tak ternilai, yang nilainya melampaui semua angka di dunia.
Quote
“Yang kurang jangan membuat resah, yang cukup jangan membuat lengah.”
dsa
Hikmah
Dalam kearifan, kita belajar…
Mengenali kekurangan bukan untuk merendahkan diri,
tetapi untuk mengangkat langkah menuju keseimbangan.
Sebab, hati yang mau belajar adalah hati yang tak akan kehilangan arah.
Makna
Kehidupan adalah anugerah yang lengkap, meski diwarnai kekurangan.
Setiap celah diri bukanlah alasan untuk berhenti,
tetapi undangan untuk terus belajar, memperbaiki, dan bersyukur.
Ketika kita menyadari bahwa napas, air, keluarga, dan kehangatan adalah harta tak ternilai,
maka kita akan hidup dengan hati yang tenang, langkah yang mantap,
dan semangat untuk menebar kebaikan di mana pun berada.
Pergi ke taman memetik melati,
Harumnya semerbak menenangkan hati.
Syukur dan sabar kita miliki,
Kekurangan pun jadi jalan untuk mengabdi.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.