
Oleh : Diding S. Anwar
Ketika Terlalu Besar Menjadi Bumerang
Pelajaran dari Dinosaurus, Obesitas, dan Perusahaan Raksasa
“Besar bukan selalu berarti kuat. Terkadang, yang terlalu besar justru mudah tumbang.”
Catatan ini mengajak kita semua mengevaluasi kembali makna “kebesaran” dalam perspektif alam, kesehatan, dan organisasi.
Dari kepunahan dinosaurus, epidemi obesitas global, hingga tumbangnya perusahaan-perusahaan besar, semua memberi satu pesan penting: pertumbuhan tanpa keseimbangan dan adaptasi justru membawa bahaya.
Sehatnya kehidupan bukan soal menjadi semakin besar, tetapi soal kelincahan, kecukupan, dan makna yang tahan waktu.
Burung kecil berkicau riang,
Melintas pagi menjemput mentari.
Hidup seimbang jadi pegangan,
Agar tak runtuh di tengah hari.
Dinosaurus – Jatuhnya Sang Raksasa
Sekitar 66 juta tahun lalu, asteroid raksasa menghantam bumi dan memusnahkan banyak spesies.
Dinosaurus punah bukan karena lemah, tapi karena tubuh mereka yang terlalu besar tak mampu beradaptasi terhadap perubahan drastis.
Pelajaran:
Ketangguhan lahir dari kemampuan beradaptasi, bukan semata-mata dari ukuran tubuh.
Obesitas – Ketika Tubuh Menjadi Beban
Menurut WHO (2025), lebih dari 1 miliar orang dewasa mengalami obesitas.
Obesitas memicu berbagai penyakit kardiometabolik, diabetes, dan kanker.
Pelajaran:
Keseimbangan lebih penting daripada pertumbuhan berlebih tanpa kendali.
Perusahaan Raksasa – Tumbang oleh Ego dan Ketidakadaptifan
Kodak, Nokia, dan Blockbuster tumbang karena gagal berinovasi di era digital.
Kebesaran justru membuat mereka lamban dan merasa kebal terhadap disrupsi.
Pelajaran:
Kelincahan, bukan ukuran, yang memberi kelangsungan dan daya saing.
Fragilitas Ukuran – Konsep Taleb
Nassim Nicholas Taleb menyebutnya fragility of scale dalam Antifragile (2012).
Semakin besar sebuah sistem, semakin besar potensi keruntuhannya jika tidak fleksibel.
“The bigger the structure, the harder the fall.”
Ukuran Ideal – Hikmah dalam Spiritualitas dan Filsafat Timur
Dalam Islam, Nabi SAW mengajarkan prinsip wasathiyah (moderat).
Konsep ini selaras dengan “jalan tengah” dalam ajaran Konfusius dan Buddha.
QS. Al-A’raf (7): 31
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Pelajaran spiritual:
Keberkahan ada pada kecukupan, bukan pada pembesaran tanpa arah.
Kecil Bukan Berarti Lemah
Inovasi besar sering lahir dari komunitas kecil, individu sederhana, atau ruang sunyi.
Biji kecil pun bisa tumbuh menjadi pohon besar, asal akarnya kuat.
Kutipan Jepang:
“The nail that sticks out gets hammered down.”
Bersahaja dalam Pertumbuhan
Mari tidak hanya ingin besar, tapi ingin tumbuh dengan sehat, bermakna, dan tahan uji zaman.
“Kita tidak diminta untuk menjadi besar, tapi untuk menjadi kuat dalam iman, tajam dalam akal, dan tangguh dalam menghadapi zaman.”
Yang kecil dan seimbang seringkali lebih tangguh di tengah gelombang perubahan.
Air tenang jangan disepelekan,
Dalam diam, arusnya mengalir.
Jangan terlalu ingin pembesaran,
Karena yang tangguh justru yang bersyukur dan berpikir.
Referensi:
- WHO. (2025). Obesity and overweight.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight - Brusatte, S. L. (2015). The Rise and Fall of the Dinosaurs.
- Taleb, N. N. (2012). Antifragile: Things That Gain from Disorder.
- Lucas, H. C. & Goh, J. M. (2009). Disruptive Technology: How Kodak Missed the Digital Photography Revolution. Harvard Business Review.
- QS. Al-A’raf (7):31 – Al-Qur’anul Karim
- Harvard Business School Working Paper (2021) – Why Big Companies Fail to Innovate
- American Museum of Natural History (2015) – The Rise and Fall of Dinosaurs.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.