
Kapak Tua: Akankah Menjadi Kapak Emas atau Kapak Permata?
Pegang Amanah, Syukuri Nikmat Pengabdian Insan Jasa Raharja
Ketika Negara Hadir Tanpa Seremoni
Negara sejatinya tidak hanya hadir lewat gedung megah atau seremoni resmi. Ia hadir dalam diam, melalui tangan yang mengusap air mata di ruang IGD, menenangkan keluarga korban ketika duka bahkan belum sempat diberi nama.
Artikel ini adalah refleksi dan pelajaran dari jiwa-jiwa pengabdian yang bekerja dalam senyap namun berdampak nyata.
Dari langkah para insan Jasa Raharja yang menyentuh luka masyarakat bukan dengan glamor, melainkan dengan kasih, empati, dan keikhlasan.
Melalui kisah inspiratif dan suara kader muda ordal potensial, kita diajak menilik ulang nilai-nilai pelayanan publik yang sejati: berorientasi pada kemanusiaan, keadilan sosial, dan etika profesi yang berakar pada nilai universal:
Pelayanan bukan sekadar pekerjaan. Pelayanan adalah kehormatan.
Anugerah Pengabdian
“Menjadi insan Jasa Raharja berarti melaksanakan pengabdian dengan pelayanan prima, bukan yang bukan-bukan.”
Pengabdian sejati tidak lahir dari sorotan kamera, tetapi dari peluh, doa, dan tangan yang menggenggam erat empati.
Melayani keluarga korban kecelakaan tak pernah mudah. Namun justru di situlah nilai ibadah yang sesungguhnya dimulai.
Suasana Duka yang Tak Pernah Tuntas
Duka menyergap tanpa aba-aba.
Seorang ibu kehilangan anaknya.
Seorang ayah kehilangan harapan.
Seorang janda / duda memeluk dua anaknya dalam kehampaan.
Di lorong rumah sakit, seorang lansia menggigil dalam sunyi.
Mereka tak menuntut kemewahan. Mereka hanya bertanya: “Apakah negara akan hadir… bahkan sekadar untuk menguatkan kami?”
Dan Jasa Raharja hadir. Bukan sebagai superhero berseragam Chip’s JR dengan serba Wing, tetapi sebagai wajah negara yang tulus, sigap, dan kadang lebih cepat dari keluarga korban.
Tiga Kisah, Tiga Cermin Pengabdian
- King Midas Raja tamak yang ingin segalanya menjadi emas. Bahkan pelukan anaknya pun berubah dingin, menjadi patung emas.
Pelajaran: Jangan kejar emas hingga lupa hangatnya pelukan dan cinta anak manusia. - Kakek Kapak Tua. Kakek jujur yang mengaku kapaknya biasa, meski ditawari kapak emas dan permata. Pelajaran: Kejujuran diuji ketika kita ditawari lebih dari yang kita miliki.
- Nenek Kecemplung diberi opsi pengganti bidadari, tapi Kakek tetap memilih sang Nenek tercinta. Pelajaran: Cinta sejati menghargai yang setia menemani dalam susah dan senang.
Mengingat Niat Awal & Jejak Pendahulu.
Dulu, para pendahulu mengayuh sepeda ontel, mengantar karcis Iuran Wajib (IW) & Kartu Dana / Sertifikat dan Pening Sumbangan Wajib (SW) ke seluruh pelosok Negeri. Tak ada GPS, jalan tol, atau tunjangan prestisius. Yang ada hanya cinta kepada rakyat dan keyakinan bahwa negara tidak boleh absen.
“Saya memulai dari nol. Dari pinggir. Dari pinggiran pinggir.” Belajar bukan demi pangkat, tetapi untuk mendaki tangga kemanusiaan.
Nilai-Nilai yang Harus Tetap Menyala
Niat lurus, hati jernih
Dengarkan tangis yang diam
Setiap tugas adalah amanah
Hiduplah sederhana
Tersenyumlah meski deadline mepet
Sebelum tidur, bertanyalah:
“Sudahkah aku menjadi wajah terbaik dari Negaraku hari ini?” Jika belum, jangan khawatir. Esok masih ada.
Refleksi & Obrolan dari Warung ke Warung
Obrolan ringan di warung rakyat, mengalir penuh makna:
Warung Soto Gubeng Pojok – Surabaya,
Warung Ayam Taliwang Baru – Teuku Umar, Denpasar,
Warung Jajan Simanis – Senopati, Jakarta Selatan,
Warung Sate Mansyur – Kampung Melayu, Jakarta Timur.
“Bro, pengabdian itu harus relevan dengan layanan prima tanpa pamrih.”
“Kalau kita nggak update, nanti malah JD: Jasa Ditanya — lho kok hilang?”
Dari Kapak Tua Menuju Kapak Emas atau Permata?
Undang-Undang No. 33 & 34 Tahun 1964
adalah Kapak Tua: Sakti dan kuat.
Apakah mulai tumpul ? Iya Jika tak diasah, bisa-bisa digantikan “superhero” dari marketplace digital, tanpa empati.
Namun Kapak Tua dapat menjadi Kapak Emas, bahkan Kapak Permata, jika dijaga dan diperbarui dengan semangat kebangsaan dan jiwa pelayanan sejati.
Suara Kader Muda JR: Ordal Potensial dengan Akal dan Nurani
D: JR = jembatan sosial & ekonomi nasional
Y: JR harus bersinar lewat teknologi
M: JR pelopor perlindungan sosial aktif
B: JR yang bebas adalah yang akuntabel
M: Jangan sampai JR tergantikan
H: JR tak hanya tanggung jawab bodily injury, tapi ke depan juga property damage
A: Amandemen UU No 33 & 34 Tahun 1964 pasti datang, kita harus siap menjadi lebih baik, didahului penyesuaian santunan segera karena cukup lama tidak naik.
Semua menyuarakan satu semangat:
Jasa Raharja bukan sekadar institusi.
Jasa Raharja adalah jiwa yang hadir di tengah luka masyarakat.
Pelayanan Publik Berbasis Nilai Universal
Artikel ini bukan sekadar catatan reflektif, tapi ajakan untuk kembali ke akar pelayanan:
Pelayanan publik yang bermartabat berpijak pada: Integritas, Empati, Kecepatan dan Ketepatan, Keadilan Sosial, Akuntabilitas dan Inovasi.
Disampaikan dengan hormat untuk seluruh sahabat Insan JR Muda Potensial Ordal di seluruh penjuru negeri.
Jangan pernah lelah menjaga amanah negara dan kepercayaan rakyat.
Karena pada akhirnya, pengabdian adalah kehormatan yang tak tergantikan.
Pesan yang Menghangatkan
Bekerjalah dengan hati, bukan sekadar absensi. Karena pengabdian itu seperti nasi hangat: Disajikan dengan tulus, selalu bisa menghangatkan orang lain.
Dan untuk seluruh insan pelayanan publik:
Berlomba-lombalah dalam kebaikan. Fastabiqul khairat. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Diding S. Anwar
Pengamat Asuransi dan Penjaminan