
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Makna Lebaran (Idul Fitri)
Lebaran bukan hanya perayaan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momen kembali ke fitrah, kesucian jiwa dan hati. Kata Idul Fitri berasal dari bahasa Arab:
Id berarti kembali, Fitri berarti suci atau berbuka (dari puasa). Dengan demikian, Lebaran adalah waktu bagi umat Islam untuk mensucikan diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan merenungi makna rezeki yang sejati.
Lebaran: Momentum Evaluasi dan Perubahan Positif
Lebaran bukan sekadar ajang kemenangan setelah puasa, tetapi juga saat yang tepat untuk refleksi diri. Momen ini mengingatkan kita bahwa rezeki bukan hanya tentang harta, tetapi juga nikmat-nikmat lain yang telah Allah berikan sejak lahir.
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa rezeki tidak hanya berupa uang atau kekayaan materi, tetapi juga kesehatan, keluarga, ilmu, ketenangan batin, serta kesempatan beribadah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 172:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.”
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki yang baik mencakup segala sesuatu yang bermanfaat dan penuh berkah dalam kehidupan.
Mengapa Rezeki Bukan Sekadar Uang?
Banyak orang terjebak dalam pemahaman sempit bahwa rezeki hanya berarti uang dan kekayaan. Padahal, rezeki sejati jauh lebih luas:
Kesehatan yang Prima
Tanpa kesehatan, harta tak ada artinya.
Keluarga yang Harmonis
Kehangatan keluarga adalah rezeki yang tak ternilai.
Ilmu dan Kebijaksanaan
Ilmu yang bermanfaat lebih berharga dari emas dan perak.
Kesempatan Berbuat Baik
Bisa membantu orang lain adalah bentuk rezeki sosial.
Hati yang Tenang dan Bahagia
Kekayaan sejati adalah ketenangan batin.
Memohon Maaf dan Memaafkan sebagai Sumber Rezeki
Salah satu makna penting dalam Lebaran adalah memohon maaf dan memaafkan. Tidak hanya untuk menjaga hubungan sosial, tetapi juga sebagai kunci terbukanya rezeki dan keberkahan hidup.
- Memaafkan Membuka Pintu Rezeki
Dalam QS. An-Nur: 22, Allah berfirman:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang memaafkan akan mendapatkan pengampunan dari Allah, yang juga berarti terbukanya pintu rezeki dan keberkahan.
- Rasulullah Menganjurkan Memaafkan agar Diluaskan Rezeki
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Memaafkan adalah bagian dari menjaga silaturahmi. Dengan membuka hati untuk memaafkan, kita menghilangkan energi negatif yang bisa menghambat datangnya rezeki.
- Hati yang Ikhlas dan Tenang Mengundang Keberkahan
Orang yang menyimpan dendam dan kebencian cenderung hidup dalam kegelisahan. Sebaliknya, memaafkan orang lain akan memberikan ketenangan batin dan mempercepat datangnya rezeki.
Dalam QS. Al-Imran: 134, Allah berfirman:
“Dan (bagi) orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Ayat ini menekankan bahwa memaafkan adalah bagian dari kebaikan yang dicintai Allah, dan kebaikan selalu membawa keberkahan.
Ingin Rezeki Berkah? Terapkan Prinsip Ini
- Pola Pikir Positif & Law of Attraction dalam Islam
Konsep Law of Attraction dalam Islam selaras dengan keyakinan bahwa pikiran dan perasaan kita dapat mempengaruhi rezeki yang datang. Rasulullah bersabda:
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dr. Aidh al-Qarni dalam bukunya La Tahzan menegaskan bahwa berpikir positif dan bersyukur adalah kunci utama kebahagiaan dan keberlimpahan dalam hidup. Sementara itu, Qur’anic Law of Attraction oleh Rusdin S. Rauf menjelaskan bagaimana doa, prasangka baik, dan pola pikir positif mempengaruhi datangnya rezeki.
- Doa dan Usaha yang Seimbang
Salah satu doa terbaik untuk kelimpahan rezeki adalah doa Nabi Sulaiman:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar dilimpahkan rezeki kepadaku berupa rezeki yang halal, luas, dan tanpa susah payah, tanpa memberatkan, tanpa membahayakan, dan tanpa rasa lelah dalam memperolehnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa usaha dan doa harus berjalan seiring. Sebuah rezeki yang halal harus diupayakan dengan kerja keras dan niat yang baik, serta selalu diawali dengan doa kepada Allah.
- Menebar Energi Positif & Berbagi dengan Sesama
Allah menjanjikan bahwa orang yang gemar bersedekah tidak akan pernah kekurangan. Dalam QS. Al-Baqarah: 261, Allah berfirman:
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dalam Fiqh Zakat menegaskan bahwa zakat dan sedekah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana memperlancar aliran rezeki dan membersihkan harta dari unsur yang tidak berkah.
Referensi
- Al-Qur’an & Hadis
Pedoman utama dalam memahami konsep rezeki dalam Islam. - Tafsir Ibnu Katsir
Menjelaskan makna luas rezeki dalam berbagai aspek kehidupan. - Dr. Aidh al-Qarni – “La Tahzan”
Buku yang menekankan pentingnya pola pikir positif dalam meraih kebahagiaan dan keberkahan. - Rusdin S. Rauf – “Qur’anic Law of Attraction”
Bagaimana konsep Law of Attraction dalam Islam dapat menarik rezeki dan keberkahan. - Imam Al-Ghazali – “Ihya Ulumuddin”
Mengulas konsep usaha dan doa dalam mendapatkan rezeki yang halal dan berkah. - Sheikh Yusuf Al-Qaradawi – “Fiqh Zakat”
Bagaimana zakat dan sedekah memengaruhi aliran rezeki dan kebahagiaan. - Ustaz Abdul Somad – Ceramah tentang Rezeki
Menjelaskan pentingnya syukur dalam membuka pintu rezeki.
Kiranya tulisan ini membawa manfaat dan keberkahan bagi kehidupan dan kemaslahatan umat.
Selamat menunaikan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan batin.
Tabayyun.
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Wallahu A’lam Bhisawab.
Jazakumullah khairan katsiran.
Fastabiqul khairat.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Disusun dari berbagai sumber referensi oleh
Diding S Anwar
27032025.