
Jakarta – Tertembaknya Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe oleh Yamagami Tetsuya mantan anggota Angkatan Laut Jepang, saat berkampanye di Kota Nara (Jum’at 8 Juli 2022) menjadi topik utama perbincangan global hari ini, dimana berbagai kalangan baik para pemimpin dunia serta dari berbagai kalangan tiada hentinya mengucapkan bela sungkawa dan menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa yang mengejutkan ini.
Termasuk Salah satunya dari Muhammad Sutisna selaku Pemerhati Geopolitik dan juga Direktur Maritime Strategic Center, melalui keterangan tertulisnya (Sabtu, 09 Juli 2022) mengaku sangat terkejut atas musibah yang menimpa Mantan Perdana Menteri Jepang terlama sepanjang sejarah Negeri Matahari Terbit ini.
Menurut Sutisna yang sangat mengagumi sosok Shinzo Abe ini mengatakan, sudah banyak warisan yang ia tinggalkan melalui kebijakannya baik ditingkatan domestik, regional hingga internasional dan selalu menjadi kenangan bagi masyarakat dunia. Dimana salah satunya mengenai upayanya dalam mewujudkan perdamaian dunia, dengan memegang teguh prinsip perdamaian dan stabilitas untuk kemakmuran ekonomi bersama.
Apalagi dalam setiap kunjungannya ke berbagai belahan mancanegara, selalu menekankan pentingnya Perdamaian di Kawasan indo-pasifik yang menopang lebih dari separuh populasi dunia serta sebagai denyut utama perekonomian untuk selalu dalam keadaan stabil, dan negara-negara yang berada dalam Kawasan ini untuk tidak terpancing atas provokasi yang kerap dilancarkan oleh salah satu negara yang hendak mengakuisisi Kawasan ini sebagai territorial wilayahnya. Ungkap Sutisna.
Sutisna juga menuturkan bahwa upaya yang dilakukan Shinzo Abe ini bukan sekedar pepesan kosong belaka. Dimana sejak tahun 2012, ia semakin memperkuat Japan Coast Guard yang sebelumnya pada masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi yang mengamandemen lembaga ini untuk menjadi kekuatan dalam rangka penegakan hukum di laut sebagai Penjaga Keamanan Maritim Domestik , Shinzo Abe melakukan transformasi besar menjadikan Japan Coast Guard sebagai alat diplomasi maritim dengan negara-negara lain di Kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu Abe juga menaruh perhatian terhadap pengembangan Coast Guard di Kawasan Asia Tenggara dengan memberikan bantuan luar negeri Jepang kepada Philippine Coast Guard, Vietnam Coast Guard, Indonesia Coast Guard (Bakamla), dan Malaysian Enforcement Agency (MMEA) untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitas peran Coast Guard yang ada di Kawasan Asia Tenggara. Dimana strategi jitu Shinzo Abe ini patut diapresiasi, meskipun Jepang masih tersandera remiliterisasi sebagai konsekuensi pihak yang kalah dalam Perang Dunia II, akan tetapi Jepang masih bisa berkontribusi dalam menjaga perdamaian dunia lewat diplomasi lambung putih sebagai garis terdepan dalam menjaga stabilitas Kawasan yang diperkuat dengan supremasi hukum keamanan laut. “Ucap Sutisna”
Sutisna berharap kedepan para pemimpin dunia, patut mengikuti jejak langkahnya yang telah menjadi inovator perdamaian dunia dengan pendekatan diplomatiknya melalui kapasitas pemikirannya yang strategis dan brilian. Dimana sebetulnya langkah yang dilakukan oleh Shinzo Abe ini, secara tidak langsung telah diikuti oleh Jokowi Presiden Indonesia yang baru saja melakukan lawatan ke Rusia dan Ukraina membawa misi perdamaian. Serta langkah-langkah Jokowi yang kerap melakukan pendekatan diplomatis bisa menjadi harapan baru bagi perdamaian dunia hari ini yang diliputi oleh rasa was-was atas segala ketidakpastian.
Sehingga kita perlu mengapresiasi keberhasilan Shinzo Abe selama ini yang menjadi warisannya yang paling abadi, telah membawa perubahan besar terhadap politik Jepang yang lekat dengan tradisi politik Partai Demokrat Liberal membawa Jepang Kembali menjadi negara yang disegani, setelah meredup pasca Perang Dunia II. “Tutup Sutisna”