Tabanan – Setelah melakukan perjalanan selama empat hari dan menempuh jarak kurang lebih 90 KM, iring-iringan Pemelestian serangkaian Karya Agung Pengurip Gumi Pura Luhur Batukau, Wongaya Gede, Penebel, Tabanan, kembali (Budal) ke Pura Luhur Batukau, Sabtu (1/2). Setelah sebelumnya, Jumat (31/1) mererepan di Pura Bale Agung Tengkudak, Penebel.
Meskipun melakukan perjalanan yang lama dan cukup melelahkan, iring-iringan krama yang mengiringi sesuhunan dalam prosesi melasti tetap antusias ngaturang ayah. Tiba sekitar jam 13.00 wita, iring-iringan disambut dengan ritual pemendak agung. Bahkan hujan pun kembali ikut menyambut kedatangan iring-iringan sesuhunan dan pemedek seperti saat prosesi pemelastian di Pura Luhur Tanah Lot, Beraban, Kediri.
Nampak Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bersama Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, didampingi Ketua DPRD Tabanan, Sekda beserta jajaran OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, turut nyaksi ritual tersebut. Mereka-pun sangat antusias menyambut kedatangan iring-iringan ida sesuhunan dan krama pengiring meskipun tidak sebanyak seperti saat prosesi awal pemelastian.
Karena Sesuhunan atau Ida Bhatara yang budal ke Pura Luhur Batukau adalah iring-iringan Sesuhunan Ida Bhatara Batur Salahan, Sesuhunan Ida Bhatara Luhur Batukau, dan Sesuhunan Ida Bhatara Pucak Kedaton. Sedangkan Pecalang Agung Tengkudak budal di Pura Bale Agung Tengkudak. Ida Bhatara Luhur Tambawaras, Ida Bhatara Luhur Muncaksari, Ida Bathara Luhur Besikalung, dan Ida Bhatara Luhur Pucak Petali kembali (budal) ke Pura masing-masing.
Setelah sebelumnya iring-iringan atau barisan Pemelastian di barisan pertama adalah barisan Pecalang Agung Tengkudak, kemudian Ida Bhatara Batur Salahan, Ida Bhatara Luhur Batukau, Ida Bhatara Pucak Kedaton, Ida Bhatara Luhur Tambawaras, Ida Bhatara Luhur Muncaksari, Ida Bathara Luhur Besikalung, dan Ida Bhatara Luhur Pucak Petali.